Indonesia Resmi Resesi, Saham Unggulan Kompak Alami Penurunan
digtara.com – Saham emiten yang bergerak di sektor consumer dan ritel kompak mengalami penurunan di akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (22/9/2020). Indonesia Resmi Resesi, Saham Unggulan Kompak Alami Penurunan
Baca Juga:
Saham emiten rontok bersamaan dengan penyampaian proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2020 yang minus sehingga secara resmi Indonesia memasuki resesi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham di sektor consumer turun 0,58 persen sedangkan saham di sektor perdagangan turun 0,73 persen.
Indeks saham consumer terdiri dari 60 emiten sedangkan indeks saham perdagangan beranggotakan 175 emiten.
Adapun secara umum, indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,87 persen ke posisi 4.955,99 pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini.
Beberapa saham emiten consumer antara lain; PT Unilever Indonesia Tbk turun 0,31 persen, PT Kino Indonesia Tbk. turun 1,67 persen, dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. anjlok 3,66 persen.
Baca: Terlalu Banyak Kabar Buruk, IHSG Ditutup Terpuruk di Tengah Keperkasaan Rupiah
Anomali
Sementara itu, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. tercatat stagnan di level 7.525. Adapun saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. naik 1,72 persen dan menjadi anomali di tengah tren penurunan saham-saham consumer.
Di jajaran peritel, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. turun 2,61 persen. Kemudian saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk. juga terkoreksi 0,33 persen.
Emiten rokok, yang terkait erat dengan daya beli konsumen juga kompak melorot. Saham PT Gudang Garam Tbk. dan PT HM Sampoerna Tbk. kompak turun 1 persen. Adapun saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. dan PT Indonesian Tobacco Tbk. turun masing-masing 0,6 persen dan 2,24 persen.
Untuk diketahui, produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan minus pada kuartal III/2020 sehingga secara resmi Indonesia mengalami resesi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 yang diperkirakan minus 2,9 persen – minus 1,0 persen. Angka ini direvisi dari proyeksi sebelumnya minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.
“Yang terbaru per September 2020 ini, minus 2,9 persen – minus 1,0 persen. Negatif teritori pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal keempat,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita September virtual, Selasa. [bisnis.com]
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Indonesia Resmi Resesi, Saham Unggulan Kompak Alami Penurunan