Jumat, 20 September 2024

Dewa Kipas Vs GMW Irene, Master Gelap Lawan Master Sungguhan

- Senin, 22 Maret 2021 05:50 WIB
Dewa Kipas Vs GMW Irene, Master Gelap Lawan Master Sungguhan

digtara.com – Catur secara matematis bisa dibaca, ditakar dan dipelajari. Namun dalam sebuah pertarungan, kecerdasan, konsentrasi dan mentalitas yang akhirnya menentukan.  Dewa Kipas Vs GMW Irene

Baca Juga:

Tak cuma itu, gaya main seseorang pun terkadang menentukan. Ini yang membuat seseorang pecatur bergelar master sekalipun bisa kalah dengan pecatur non master atau pecatur yang tak dikenal.

Dari pengalaman meliput berbagai pertandingan catur, banyak peristiwa mengejutkan ketika pecatur profesional bergelar master maupun Grand Master kalah dari pecatur biasa yang tak punya embel-embel.

Gelar itu diraih dengan kualitas, integritas dan konsistensi seseorang pada dunia catur. Tak jarang gelar itu harus diraih dengan mengorbankan seluruh waktunya untuk bergelut dari kompetisi ke kompetisi lainnya.

Tapi bukan berarti pecatur dengan gelar itu lebih hebat dari pecatur non gelar. Banyak pecatur non gelar yang memiliki kemampuan setara atau bahkan lebih dengan pecatur bergelar Grand Master sekalipun. Hanya saja, mereka tidak menghabiskan waktunya untuk olahraga ini.

Mereka bekerja reguler sebagai pegawai dan hanya main di kedai kopi untuk melampiaskan hobi. Namun basic mereka juga bagus karena pernah belajar formal melalui buku atau bergabung dalam klub maupun komunitas lainnya.

Sesekali ya berkompetisi juga asal tidak berbenturan dengan kerjanya sehari-hari. Disinilah terkadang kejutan-kejutan datang.

Pecatur master yang mungkin lelah atau punya cela, kalah dari sosok yang tak punya gelar.

Master Gelap dan Dewa Kipas Vs Irene

Di Medan, pecatur non master yang kerap jadi batu sandungan pecatur bergelar ini biasa disebut ‘Master Gelap’.

Istilah ini ramai diperbincangkan selama gencarnya turnamen catur dekade awal 2000-an. Sosok yang tak punya label gelar apapun ini jika sedikit berkomitmen di sebuah turnamen, kerap jadi kejutan.

Belakangan ramai diperbincangkan konfrontasi antara Dewa Kipas dengan Grand Master Wanita (GMW) Irene Kharisma. Hingga akhirnya terciptalah duel yang disiarkan langsung chanel YouTube, Deddy Corbuzier mulai pukul 15:00 WIB, sore ini!

Terlepas dari kontroversi tentang Dewa Kipas yang dituduh curang oleh Chess.com, persoalan ini sudah mengangkat kembali olahraga catur Indonesia.

Olahraga yang ketika sebelum era digital menjadi momok, catur begitu digandrungi. Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang memiliki tradisi catur yang disegani seantero negeri.

Orang-orang disini belajar secara otodidak dan kedai-kedai kecil di pelosok daerah selalu ada permainan catur. Dulu muncullah GM Cerdas Barus dan beberapa master lainnya yang mendunia.

Kini, catur bukan lagi olahraga yang bisa dilihat dimana saja. Turnamen pun sepi, tak seramai dulu. Pengurus pun seperti kehilangan akal untuk membangkitkan kembali olahraga asah otak ini.

Lalu muncullah konfrontasi Dewa Kipas. Tiba-tiba saja orang-orang seolah-olah paham dengan catur. Orang-orang berkomentar sesukanya di media sosial.

Bahkan ada yang tega-teganya membully seorang Irene Kharisma Sukandar. Sosok Grand Master Wanita pertama Indonesia yang sudah mengharumkan negeri ini.

Kita tahu betul kalau Irene mendedikasikan seluruh hidupnya untuk belajar catur. Dua dekade alias 20 tahun menggeluti olahraga ini sebelum akhirnya menyandang Grand Master Wanita pada 2009 lalu International Master pada 2014.

Lantas dedikasinya ini pantaskah dibandingkan dengan Dewa Kipas alias Dadang Subur yang setengah-setengah melakoni catur?

Bukan maksud meremehkan Dewa Kipas karena kiprahnya patut diacungi jempol. Dan ‘perlawanannya’ atas tuduhan curang oleh chess.com sangat patut mendapatkan apresiasi.

Kemauannya menatang Irene Kharisma yang sempat melontarkan penilaian negatif terhadapnya, harus dianggap sebagai tantangan jantan yang mempertaruhkan kualitasnya bermain catur.

Tapi Irene tetaplah Irene yang harus diapresiasi karena perjuangan dan prestasi mengharumkan nama Indonesia.

Tak pantas dibully atau dipojokkan dalam kemelut yang muncul dari situs orang luar negeri. Warga negeri ini harus berdaulat dan bersatu dalam memuji setiap prestasi sesama warganya.

Laga Dewa Kipas dengan GM Irene bukan semata-mata pertarungan biasa. Ini bisa jadi duel antara “Master Gelap seperti yang sudah diungkap di atas.

Dewa Kipas harus tampil hebat untuk membuktikan kalau ia bukan pecatur curang seperti yang diklaim oleh chess.com. Sementara GM Irene tentu saja mesti menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Jadi bukan soal menang atau kalah. Ini adalah soal dedikasi dan pertunjukan mentalitas sebagai olahragawan sejati. (penulis:hadi Iswanto)

 

 

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru