Musda MUI Kota Medan, Walikota: MUI Harus Mampu Menjadi Contoh 

digtara.com – Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan diharapkan mampu membentuk kepengurusan masa 2021-2026, serta menyusun program kerja ke depan, juga terbentuk formatur yang amanah dan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan.

Baca Juga:

• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS
• Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Hal itu disampaikan Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution dalam sambutan tertulis dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdako Medan, Khairul Syahnan, dalam acara Musyawarah Daerah (Musda) VIII MUI Kota Medan, Selasa (30/3/2021), di kantor MUI Kota Medan Jalan Amaliun Medan

Disebutkan walikota, pengurus MUI ke depan harus mampu menjadi contoh yang menunjukkan jati diri Kota Medan sebagai kota berbilang kaum, yang tetap menjunjung tinggi prinsip toleransi namun tetap istiqomah berjuang di jalan dan menolak segala bentuk kebatilan.

“MUI kota Medan juga harus menjaga agar berada di jalan lurus yang oleh Allah. Apalagi saat ini peran alim ulama akan terasa signifikan sebagai salah satu pemersatu bangsa,” kata walikota.

Ketua MUI Provinsi Sumut Dr Maratua Simanjuntak mengatakan, MUI adalah tenda besar bagi umat. Karenanya semua bisa masuk karena tidak memiliki pintu dan batas.

Di Majelis Ulama ini ujar Maratua, terdapat mazhab dan pemikiran yang berbeda akan muncul. Namun perbedaan itu dijadikan sebagai rahmat dan kekuatan dalam membangun MUI.

“Musda adalah memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. Mudah-mudahan Musda ini melahirkan pemimpin MUI yang memenuhi kriteria ulama,” ujar Maratua.

Maratua juga menyampaikan apresiasi kepada Prof Dr Muhammad Hatta yang dinilai berhasil menakhodai MUI Kota Medan, selama empat priode.

Sementara Ketua MUI Kota Medan, Prof Dr Muhammad Hatta menyampaikan dalam Musda tentunya akan memilih dewan pimpinan dan pengurus harian untuk masa kerja lima tahun. Hatta mengingatkan, pengurus MUI mempunyai ciri tersendiri, yakni memiliki sifat ulama, memiliki akhlak yang terpuji.

Kegiatan Musda selalu menonjolkan pimpinan yang terbaik, memiliki integritas kepribadian dan memili akhlak yang terpuji. “Bukan pimpinan yang meminta-minta untuk menjadi Ketua MUI,” ujar Hatta.

Disebutkan Hatta yang memimpin MUI Kota Medan selama empat priode ini, sebagai pengurus MUI memiliki tanggung jawab yang sangat besar, karena masyarakat mempunyai harapan besar kepada MUI dalam menjawab persoalan-persoalan keummatan.

“Saya ingatkan agar pengurus MUI Kota Medan masa khidmat 2021-2026 untuk tetap menjalankan tugas dan fungsi MUI dalam membangun warga Kota Medan yang rahmatan lil’alamin.

Hatta menitipkan MUI ini kepada Walikota Medan, agar dapat meneruskan apa yang telah dibuat oleh walikota sebelumnya dalam membangun keummatan. Karena dukungan pemerintah salah satu penentu kesuksesan MUI dalam menjalankan program-program kerja keummatan.

“Saya tidak mencalonkan diri lagi sebagai Ketua MUI Medan, karenanya kebersamaan yang telah terbangun agar tetap dipertahankan,” ujar Muhammad Hatta.

Sebelumnya, Ketua Panitia Musda VIII, Drs H Burhanuddin Damanik MA, dalam laporannya menyampaikan, kegiatan Musda dengan tema “Meningkatkan Peran Ulama dalam Membangun Warga Kota Medan yang Rahmatan Lil Alamin, adalah sesuai amanat organisasi yang dilakukan lima tahun sekali.

Disebutkan, tujuan Musda adalah melakukan pemilihan dewan pimpinan dan pengurus baru MUI Kota Medan masa jabatan 2021-2026. Kemudian menyampaikan laporan kerja, dan menyusun program kerja masa jabatan 2021-2026. Kegiatan Musda berlangsung selama dua hari secara terpisah diawali dengan muzakarah ilmiah.

Peserta Musda adalah Dewan Pimpinan MUI, Pengurus Pleno, Ketua MUI Kecamatan se Kota Medan, Pimpinan Pondok Pesantren, dan Organisasi Kemasyarakat Islam di Kota Medan.