Waspada, Gempa Malang Picu Potensi Gempa Megathrust
digtara.com – Sebuah cuitan ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan harus waspada pada gempa Megathrust menjadi viral. Langkah antisipasi pun bisa dilakukan masyarakat untuk menghadapinya.
Baca Juga:
Dr Astyka Pamumpuni Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan tanggapannya mengenai gempa Megathrust tersebut kepada detikINET melalui pesan singkat, Minggu (11/4/2021).
“Apa yang disampaikan Pak Daryono adalah hasil dari Pusgen yang terbaru, 2017. Hasil tersebut dari penelitian banyak ahli gempa bumi di Indonesia,” ujarnya.
“Kalau kita lihat sejarah, tahun 1994 juga pernah terjadi gempa yang besar di area sumber gempa tersebut. Sebelumnya tahun 1921 juga pernah terjadi gempa besar,” sambung pria dari PUI Gempa ITB (Center for Earthquake Science and Technology (CEST ITB)) ini.
Maksimum Magnitudo yang mungkin dihasilkan, pada dasarnya semua seperti yang ditulis dalam buku pusgen. Begitu juga kemungkinan terburuk seperti yang disampaikan pada penelitian Sri Widiyantoro dkk 2020 lalu, yang juga sempat ramai dibicarakan.
Sebelumnya dijelaskan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono bahwa gempa M 6,1 yang mengguncang Malang akibat adanya deformasi slip lempeng Australia. Gempa ini ada di zona megathrust.
Langkah Antisipasi
Lantas apa yang harus diantisipasi atau mitigasi yang bisa kita lakukan? Pria yang akrab disapa Tiko ini menyarankan untuk melakukan penguatan rumah-rumah sesuai dengan kaidah rumah yang tahan terhadap goncangan. Salah satunya adalah dengan memberikan tiang kolom (cor) yang sesuai, jika rumahnya terbuat dari tembok.
“Dengan tiang kolom/cor yang sesuai meminimalkan runtuhnya bangunan yang dapat menyebabkan korban,” tuturnya.
Dimintai konfirmasi, Daryono juga memberikan tanggapannya kepada detikINET soal cuitannya. Di tweet sebelumnya, ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Nah, ia pun menjabarkan langkah nyata dari waspada tersebut.
“Itu paling ringan tapi waspada konteksnya adalah menyiapkan mitigasi yang konkrit dengan mewujudkan bangunan tahan gempa, menata ruang pantai, memasang rambu dan membuat jalur evakuasi serta latihan evakuasi/drill. Ini implementasi dari waspada itu,” jelasnya.