Kesaksian Ipda Yunus Laba, Sempat Gugur saat Tes Perwira Namun Diperjuangkan Kapolda NTT
Di panti asuhan tersebut, Yunus tidak sekedar menampung dan merawat anak-anak namun seluruh anak-anak wajib disekolahkan.
Baca Juga:
Ia juga giat mencari donatur sehingga anak-anak panti juga disekolahkan di sekolah favorit. Upaya ini membuahkan hasil. Beberapa anak panti bahkan mewakili provinsi NTT mengikuti olimpiade sains baik didalam maupun luar negeri.
Yunus mengaku akan merasa berdosa jika ada anak panti yang tidak bersekolah.
Dalam pengelolaan panti ini, Yunus pun selalu terbuka meminta masukan dari rekan-rekannya.
Ia pun disarankan untuk mendaftarkan panti asuhannya sehingga mendapatkan legalitas dari pemerintah dan anak-anak panti pun berhak mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Yunus pun tidak mau egois. Ia kemudian mengurus seluruh persyaratan sehingga pada tahun 2017, panti asuhannya mengantongi SK kementerian Hukum dan HAM dan mendapat ijin dari Dinas Sosial Kota Kupang.
ia mengaku dalam membina anak panti, terkadang ia kesulitan makanan dan minuman. Namun ia bersyukur karena banyak perhatian dan bantuan dari berbagai pihak baik secara perseorangan maupun perkumpulan dan lembaga.
Yunus memiliki mimpi besar bahwa panti asuhannya bisa menampung 300 anak panti, walaupun ia mengaku kesulitan bahan makanan dan pakaian serta biaya pendidikan bagi anak-anak panti.
Yunus bertekad semua anak panti bisa kuliah dan merasakan pendidikan sama seperti anak diluar panti asuhan.
Dalam kesehariannya, anak-anak panti diwajibkan menjalankan ibadah dan doa sesuai waktu yang sudah ditetapkan.
Sejak pukul 04.00 wita, anak panti sudah dibangunkan menjalankan ibadah dan aktivitas lain serta bersiap ke sekolah.
Istri nya lah yang berperan menyiapkan sarapan pagi dan keperluan anak panti. Yunus sendiri bertugas mengantar anak panti ke sekolah.
Sementara anak panti yang lain bisa berjalan kaki ke sekolah-sekolah yang tidak jauh dari panti.