Anak Oknum Polisi dan Ponakan Anggota DPRD Langkat Akhirnya Dikeluarkan dari SMAN 1 Stabat Usia Aksi Bullyingnya Viral
digtara.com -LANGKAT | Akhirnya, tiga siswi SMAN 1 Stabat berinisial BNQ, FDM dan MS yang membully (perundungan) teman sekelasnya Berinisial SSS dikeluarkan dari sekolah itu. Hal itu menyusul viralnya video bullying yang beredar luas di tengah masyarakat beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SMAN 1 Stabat Nano Prihatin saat menggelar pertemuan dengan orang tua korban dan pelaku di sekolah itu. "Hasil rapat berkenaan dengan peristiwa bullying pada 13 Oktober 2023 lalu, maka pihak yang membully akan segera dilakukan proses perpindahan ke sekolah lain," terang Nano.
Hal itu, kata Nano, atas dasar permohonan orang tua korban yang dibully. Dimana, pihak korban meminta agar siswi yang melakukan bullying dikeluarkan atau dipindahkan dari SMAN 1 Stabat. Atas permintaan itu, pihak yang melakukan bullying pin menerima permohonan tersebut.
Terkait hasil rapat tersebut, kedua belah pihak pun sepakat untuk tidak melakukan penuntutan apa pun secara hukum, setelah permohonan tersebut dipenuhi.
"Pihak pelaku, korban, dan sekolah menyatakan bahwa, segala tuntutan yang dibuat pada hasil keputusan rapat berkaitan dengan peristiwa perundungan di SMA N 1 Stabat, yang dihadiri pihak korban, pelaku, sekolah, dan pengurus Komite SMA N 1 Stabat pada 16 Oktober 2023, bertempat diruangan perpustakaan dinyatakan gugur atau tidak berlaku lagi," sambungnya.
Dikabarkan sebelumnya, korban berinisial SSS dirundung atau dibully dengan cara diolok-olok para pelaku. Salahsatunya, jilbab korban yang sudah bagus diperbaiki, ditarik oleh salahsatu pelaku bullying berinisial BNQ.
Ironisnya, BNQ diduga sudah sering membully korban. Dan disebut-sebut terduga pelaku merupakan keponakan Anggota DPRD Langkat berinisial P.
Parahnya lagi, dalam video yang beredar, BNQ menyentuh atau memegang daerah sensitif perempuan di bagian dada. Padahal, BNQ dengan korban berjenis kelamin yang sama, yaitu perempuan.
Aksi bully itu, diduga direkam oleh FDM yang kemudian disebarluaskan ke media sosial dan akhirnya viral. Sementara, FDM sendiri merupakan anak dari perwira polisi.
Meski ada pelajar lain saat aksi bully terjadi, tapi tak ada seorang pun yang melerainya. Alhasil, aksi bully terhadap korban terus diterimanya. Hingga akhirnya orangtua korban mengetahui peristiwa yang membuat malu anaknya tersebut.