Kisah Mahani, Nenek 92 Tahun yang Bertahan Hidup dari Sampah

digtara.com – Hidup di bawah garis kemiskinan dan kesulitan ekonomi, membuat seorang nenek berusia senja yang dicerai mati suaminya, terpaksa bertahan hidup dari sampah. Kisah Mahani, Nenek 92 Tahun yang Bertahan Hidup dari Sampah
Baca Juga:
Mahani (92) warga jalan Wakaf 41, Kecamatan Sunggal, Medan, adalah seorang pemulung yang masih tangguh dan kuat meski usianya nyaris bertemu Tuhan.
Kisah berawal ketika sang nenek itu menderita komplikasi dan diminta dokter untuk selalu bergerak di pagi hari.
“Dulu saya mengidap lambung akut, paru-paru saya bocor, rematik, dan penyakit-penyakit lainnya, dokter bilang saya harus banyak gerak di pagi hari, ya akhirnya saya mulung keliling kota,” ucapnya.
Ditemui dikediamannya Senin (4/8/2020), Mahani mengaku kesehatannya sudah sangat membaik sekarang.
Baca: Nekat Cabuli Dua Bocah, Seorang Pemulung Ditangkap Polisi
Cerita Mahani tersebut dibenarkan anaknya, Pusman (45).
“Dulu kami terhimpit ekonomi, ayah saya meninggal, ibu saya tidak mau bergantung pada siapapun, jadi dia berjuang dengan caranya,” kata Pusman.
Menurutnya, biaya hasil memulung bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, bisa dipakai juga untuk biaya sekolah anaknya, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang bersifat mendesak.
Baca: Cerita Bilal Mayit di Medan Dari Digaji 10 Ribu Hingga Cium Dubur Mayat
Bangun Bank Sampah
Seiring berjalannya waktu, keadaan ekonomi keluarga Mahani bergerak naik, sampai dia dan anaknya mendirikan Bank Sampah, punya usaha angkat tanam dan juga ketahanan pangan.
Bank Sampah adalah tempat khusus untuk menampung sampah-sampah.
“Ya saya bikin Bank Sampah biar desa kami bersih dari sampah, juga bisa mengantisipasi banjir,” cetus Pusman kepada digtara.com.
Baca: Cerita Bilal Mayit di Medan: Dari Pencurian Kain Kafan Sampai Mayat Yang Memanjang
Mahani mengaku, sekarang sudah mengumpulkan uang sebanyak 15 juta rupiah dari hasil mulungnya selama ini. Uang tersebut dipakai untuk menolong tetangganya yang kesulitan ekonomi dan setiap bulan disedekahkan untuk membantu pembangunan masjid.
“Hidup kami dulu sangat susah pak, sampah adalah saksi bagaimana saya bangkit dari keterpurukan di saat suami saya meninggal. Saya tidak mau minta-minta atau mengharap belas kasiahan orang, saya malu. Selama saya masih hidup, saya akan berjuang dengan cara apapun, yang penting halal,” ungkap haru Mahani dengan wajah tegar.
Ketangguhan Mahani berhasil membuat orang-orang di desa itu terinspirasi. Sekarang banyak ibu-ibu di sana yang tidak gengsi lagi untuk menjadi seorang pemulung.
Sementara itu, Tinem Sihotang (40), tetangga Mahani mengaku terinspirasi dengan sosok Mahani.
“Saya janda bang, punya anak dua. Saya di edukasi oleh nek Mahani dan Pak Pusman untuk mulung. Dari hasil mulung alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak saya, sisanya saya tabung,” kata Tinem.
Di akhir wawancara nek Mahani berpesan agar jangan malu dan malas dalam mencari rezeki yang halal.
Baca: Ditabrak Kereta Api, Pemulung Berseragam Hansip Tewas Mengenaskan
“Jika hidup sudah sulit, jangan lagi dibikin tambah sulit dengan gengsi, selama halal dan tidak merugikan orang lain, kerjakan saja! Tuhan akan mengangkat derajat orang-orang yang berjuang dan berdoa,” tutupnya. [Mag-4]
https://www.youtube.com/watch?v=hFW0l7Y4lFc
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel YoutubeDigtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Kisah Mahani, Nenek 90 Tahun yang Bertahan Hidup dari Sampah

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
