Awas! Gempa Susulan Berpotensi Tsunami, Warga Majene Diimbau Jauhi Pantai
digtara.com – Korban gempa di Majene, Sulawesi Barat diimbau untuk menjauhi bibir pantai untuk antisipasi gempa susulan yang memungkinkan terjadinya tsunami. Gempa Susulan Berpotensi Tsunami
Baca Juga:
Imbauan ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, seperti diberitakan suara.com –jaringan berita digtara.com.
Dwikorita menjelaskan, daerah Sulawesi Barat khususnya Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene sudah diguncang gempa sebanyak 28 kali, dengan dua magnitudo besar 5,9 dan 6,2 skala richter yang memungkingkan terjadinya longsor bawah laut.
“Kondisi batuan diguncang dua kali bahkan 28 kali, sudah rapuh dan pusat gempa ada di pantai. Nah memungkinkan untuk terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut sehingga masih atau dapat pula berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa di pantai atau di pinggir laut,” kata Dwikorita, Jumat (15/1/2021).
BMKG juga memprediksi potensi gempa susulan yang lebih besar berdasarkan analisis sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di sekitar Sulawesi Barat pada 1969 silam.
Baca: BPBD: 3 Orang Meninggal Dunia dan 24 Luka-luka Gempa Bumi di Sulbar
“Kami menganalisis masih dimungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi atau sedikit lebih tinggi lagi, masih dimungkinkan,” tegasnya.
Episenter gempa di kedalaman 10 KM
Episenter gempa hari ini terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah TimurLaut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Episenter hari ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili pada 23 Februari 1969 silam dengan kekuatan M6,9 pada kedalaman 13 km.
Saat itu, tercatat 64 orang meninggal dunia, 97 luka-luka dan 1.287 bangunan mengalami kerusakan.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama digtara.com dengan suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggungjawab suara.com.