Mandi Pangir, Tradisi Masyarakat Menyambut Ramadhan
Digtara.com | MEDAN- Mandi pangir merupakan tradisi bagi masyarakat untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Hal ini dilakukan oleh sebagian masyarakat untuk bersih-bersih serta memberikan wangi khas ditubuh.
Baca Juga:
Zulfhan, salah satu pedagang bunga di Pasar Kampung Lalang mengatakan, ia tiap tahun selalu kebanjiran pesanan orderan pesanan pangir, baik dari pembeli maupun pedagang.
“Alhamdulillah, pangir ini setiap tahun kita selalu kebanjiran orderan baik dari pembeli langsung maupun pedagang,” ujarnya.
Ia mengatakan, pangir yang terdiri dari daun pandan, daun nilam, batang Kingcong dan bunga pinang ini memberikan aroma khas di tubuh saat dimandikan.
Sementara itu, untuk harganya sendiri, 3 ikat pangir ia jual Rp.5000 rupiah. “Harganya murah bang, Rp.5000 rupiah 3 ikat pangir, kalau 1 ikatnya Rp.2000,” ujarnya.
Sementara itu, Nia (25) mengatakan, ia selalu tiap tahun menjalankan tradisi mandi pangir pada saat hendak menyambut puasa, hal tersebut dikatakan nya memberi aroma khas tersendiri di tubuh.
“Mandi pangir ini kayak udah tradisi ya bang, tiap tahun saya lakuin waktu mau nyambut puasa, wanginya enak sih bang,” ujarnya.
Ia mengatakan, cara penggunaan pangir ini sendiri, terlebih dahulu pangir tersebut direbus dengan air. Setelah mendidih air pangir tersebut dicampur dengan air biasa, lalu dibilas beberapa kali ke tubuh.
“Cara pakainya kayak biasa bang, pangir ini direbus dulu, abis itu dicampur sama air biasa, lalu di bilas la bang ke seluruh tubuh kita,” ujarnya.(Gie)