Bentrok dengan China, India Kerahkan Sistem Rudal di Perbatasan
digtara.com – India dilaporkan telah mengerahkan sistem pertahanan rudal canggih bernama Akash ke perbatasan di utara Ladakh, kawasan Himalaya, pada akhir pekan lalu. Kawasan itu merupakan tempat bentrokan antara militer India-China pada dua pekan lalu hingga menewaskan puluhan korban jiwa.
Baca Juga:
Pengerahan alat utama sistem pertahanan itu dilakukan India menyusul manuver China yang terus meningkatkan aktivitas pesawat tempur dan helikopter militer di sepanjang Garis Kontrol Aktual alias Line of Actual Control (LAC), perbatasan de facto kedua negara di wilayah Ladakh yang menjadi rebutan.
“Sebagai bagian dari pembangunan yang tengah berjalan, sistem pertahanan udara militer India telah dikerahkan ke sektor LAC untuk mengantisipasi pergerakan jet tempur angkatan udara China dan helikopter mereka di perbatasan,” ujar seorang sumber, dilansir dari CNN pada Senin (29/6/2020).
Akash merupakan sistem pertahanan rudal jarak menengah yang dikembangkan sendiri oleh India. Selain sistem rudal, India juga mengizinkan angkatan bersenjatanya menggunakan senjata api ketika bertugas di LAC.
Padahal, belum lama ini komandan militer China dan India telah melakukan pembicaraan di Moldo, sebuah wilayah di LAC pada Senin (22/6/2020) lalu. Dalam pembicaraan tersebut, mereka sepakat menarik pasukan masing-masing dari zona bentrokan dan memilih berdamai.
Klaim Sepihak
Di sisi lain, ketegangan antar kedua negara bermula saat Beijing mengklaim bahwa India secara sepihak membangun jalan serta jembatan di wilayah garus perbatasan LAC sejak April. Kemudian pada 6 Mei, pasukan India disebut melintasi perbatasan untuk membangun benteng serta barikade.
Merespons hal tersebut, India mengatakan sejak awal Mei, China telah menghalangi pola patroli tradisional India di LAC. Hal itu kemudian menyebabkan bentrok pasukan kedua negara di wilayah perbatasan.
Pada 6 Juni, India dan China telah menyepakati deeskalasi di LAC. Kedua belah pihak menyatakan komitmen untuk menghormati dan mematuhi LAC serta tidak melakukan aktivitas yang dapat mengubah status quo.
Namun pada 15 Juni, pasukan India dan China kembali terlibat bentrok. Sebanyak 20 tentara dari pihak India dilaporkan tewas. Sementara China disebut memiliki 40 korban jiwa. Sama seperti sebelumnya, kedua negara kembali saling tuding menjadi pihak yang melanggar LAC.
Tumpang Tindih
Sebagai informasi tambahan, China dan India memiliki perbatasan sepanjang 3,440 kilometer. Keduanya mempunyai klaim wilayah yang tumpang tindih. LAC adalah garis demarkasi yang memisahkan klaim wilayah kedua negara di Ladakh.
Karena medan perbatasan berupa sungai, danau, dan tebing bersalju, garis pemisah itu dapat bergeser. Hal tersebut menyebabkan pasukan patroli perbatasan kedua negara kerap bersinggungan dan tak jarang memicu perkelahian atau kontak fisik.
Itu adalah pertama kalinya sejak 1975 China dan India terlibat dalam bentrokan militer yang fatal di sepanjang perbatasan kedua negara, meskipun ketegangan perbatasan sudah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade. Tiongkok mengklaim wilayah di timur laut India, sementara New Delhi menuduh Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, yang termasuk bagian dari wilayah Ladakh.
Perbatasan lembah Galwan di wilayah Ladakh memang menjadi rebutan sejak pemisahan kawasan India di tahun 1947 oleh Inggris dalam peristiwa yang dikenal sebagai “Partition”. Ada tiga negara penguasa wilayah ini dan semuanya diketahui memiliki senjata nuklir: India, China dan Pakistan.
India dan Pakistan sudah berulang kali terlibat konflik berkenaan dengan Kashmir. Namun, terakhir China dan India terlibat konflik di wilayah ini adalah sekitar 60 tahun lalu yang diakhiri dengan gencatan senjata pada 1962.
https://www.youtube.com/watch?v=u3_7sXSLUkc
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Bentrok dengan China, India Kerahkan Sistem Rudal di Perbatasan