Naoko Nemoto Sang Penakluk Hati Bung Karno

Digtara.com | Putra sang fajar sebagai julukan soekarno mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. sosok pria yang akrab disapa Bung Karno ini adalah Presiden Pertama Republik Indonesia (RI).
Baca Juga:
Bung Karno kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 merupakan pasangan suami istri (Pasutri) Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Tidak sedikit perjuangan Bung Karno dalam memperjuangkan Kemerdekaan RI.
Dibalik perjuangan dalam meraih kemerdekaan, Pria yang meninggal dunia pada 21 Juni 1970 ini juga memiliki istri lebih dari satu orang. Siapa saja isri Sang Proklamator ini?
Dari catatan sejarah dan berbagai sumber, Presiden Pertama Periode 1945 hingga 1967 ini memiliki 9 orang istri.
Yakni, Siti Oetari, Inggit Ginarsih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi Soekarno, Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manoppo dan Heldy Djafar.
Saat berada di pertemuan relasi di hotel Jepang, Presiden Soekarno bertemu dengan Ratna Sari Dewi. Ketika itu Ratna berumur 19 tahun, sementara Soekarno berumur 57 tahun.
Dari berbagai sumber yang diperoleh Okezone, Ratna Sari Dewi adalah istri kelima Soekarno. Ratna dinikahi Soekarno pada tahun 1962. Di mana saat itu Ratna berusia 22 tahun.
Dari pernikahan itu Soekarno dan Ratna memiliki buah hati, Kartika Sari Dewi Soekarno. Lantas siapa sosok Ratna Sari Dewi Soekarno? Perempuan ini memiliki nama lain Ratona Sari Devi Sukaruno. Ratna biasa dipanggil Dewi Sukarno (Devi Sukaruno).
Perempuan ini lahir dengan nama Naoko Nemoto (Nemoto Naoko) di Tokyo, Kekaisaran Jepang, pada 6 Februari 1940. Kemudian, Ratna meninggal dunia pada usia 79 tahun.
Konon, Dewi berkenalan dengan Soekarno lewat salah satu relasi ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo. Sebelum menjadi istri Soekarno, Ratna merupakan seorang pelajar dan entertainer.
Ratna Sari Dewi Soekarno dikenal dengan kepribadiannya yang terus terang. Ratna sering disebut sebagai Dewi Fujin (Devi Fujin, secara harfiah ”Ibu Dewi” atau ”Madame Dewi”).
Diketahui juga Ratna telah bekerja sebagai geisha. Namun, Ratna telah berulang kali menyangkal hal tersebut.
Menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Dewi meninggalkan Indonesia. Tidak kurang dari satu dasawarsa atau sepuluh tahun bermukim di Paris, sejak 1983 Ratna kembali ke Jakarta. Pada 2008, Ratna kembali ke Jepang dan menetap di Shibuya, Tokyo.
Setelah Soekarno meninggal dunia, Ratna kemudian pindah ke berbagai negara di Eropa. Swiss, Prancis dan Amerika Serikat. misalnya. Pada tahun 2008, Ratna menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.
Ratna tinggal di sebuah tempat yang luas berlantai empat penuh dengan memorabilia. Ratna sempat menjadi juri untuk kontes kecantikan. Miss International 2005 di Tokyo, contohnya.
Pada tahun 2008, Ratna menjalankan sendiri bisnis perhiasan dan kosmetik serta aktif dalam penggalangan dana. Terkadang, Ratna tampil di salah satu stasiun Tv Jepang.

Kemenimpas Copot Petugas Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta Terkait Dugaan Pungli terhadap WN China

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia
