6 BUMN Pangan Merger Jadi 3 Perusahaan, Demi Visi 2045
digtara.com – Sebanyak 6 BUMN yang tergabung dalam Klaster Pangan resmi merger pada Kamis, 2 Desember 2021. Langkah ini merupakan proses dalam pembentukan holding BUMN Pangan.
Baca Juga:
Akta Penggabungan yang sudah ditandatangani kemarin merupakan langkah peleburan PT Bhanda Ghara Reksa ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, penggabungan PT Perikanan Nusantara (Perinud) ke dalam PT Perikanan Indonesia (Perindo), dan penggabungan PT Pertani ke dalam PT Sang Hyang Seri.
Penandatanganan Akta Penggabungan secara langsung dilakukan oleh masing – masing Direktur Utama BUMN Pangan yang melakukan penggabungan, berlokasi di Kementerian BUMN.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala N. Mansury mengatakan bahwa penggabungan BUMN ini merupakan momentum penting dalam rangka menuju holding BUMN Pangan, salah satu proses menuju holding pangan adalah merger dari 6 BUMN Pangan menjadi 3 BUMN Pangan.
“Kita bersama-sama telah menyaksikan penggabungan BUMN Pangan dan berkomitmen bahwa merger dari 6 BUMN Pangan menjadi 3 BUMN Pangan merupakan bagian dari rangkaian besar proses pembentukan Holding BUMN Pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui revitalisasi, penyegaran serta peningkatan kinerja yang ada di BUMN Pangan,” kata Pahala dalam keterangan resminya, Jumat (3/12/2021).
Menurutnya, peningkatan ketahanan pangan Indonesia sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangka mencapai visi 2045 yang bisa direalisasikan melalui upaya peningkatan ketahanan pangan di Indonesia.
“Kita sama-sama mengetahui jumlah penduduk di Indonesia terus tumbuh dan sudah tentu kebutuhan utama adalah pangan, oleh karenanya melalui peran BUMN Pangan nanti kita terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pangan,” terangnya.
Pahala menyebut tujuan dari pembentukan holding pangan melalui fase penggabungan BUMN Pangan ini adalah meningkatkan inklusivitas, melakukan pemberdayaan nelayan, petani dan juga para peternak.
Menurutnya hal itu bukan tidak mungkin dicapai, karena penerapan daripada teknologi yang baik, peningkatan produktivitas dan juga meningkatkan kesejahteraan daripada para petani, nelayan tentunya.
Untuk itu dirinya berharap bahwa market share dari BUMN pangan di masing-masing komoditas pangan akan beroperasi dengan adanya peningkatan produktivitas dan juga peningkatan kemampuan untuk bisa meningkatkan kompetitif pangsa pasarnya.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi menambahkan bahwa penggabungan BUMN Pangan merupakan fase kedua menuju Holding BUMN Pangan, dimana PT Rajawali Nusantara Indonesia dipersiapkan Kementerian BUMN sebagai induk Holding BUMN Pangan.
“Penggabungan BUMN Pangan akan memperkuat ekosistem end to end pangan, mulai hulu sektor pertanian, perikanan, peternakan, garam dan di hilir Perdagangan dan Logistik Indonesia,” terang Arief.
Dengan bergabungnya BUMN-BUMN Pangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran di masing-masing sektor. Penggabungan SHS dan Pertani dapat berperan di hulu dan berkolaborasi dengan para petani plasma dengan memproduksi beras, benih, jagung, dan produk hortikultura lainnya.
Sementara Perindo dan Perinus dapat saling menguatkan memajukan sektor perikanan kerja sama dengan para nelayan maupun petambak, dengan menghadirkan produk-produk ikan yang berkualitas. Sedangkan PPI dan BGR Logistics dapat saling melengkapi pada sektor trading dan logistik secara retail, domestik hingga pasar global melalui ekspor produk-produk pangan Indonesia.
Seluruh perusahaan BUMN yang digabungkan berkomitmen untuk melakukan kewajiban pelayanan kepada seluruh stakeholders meliputi konsumen, mitra/relasi, supplier, investor dan kewajiban kepada pemangku kepentingan lainnya. (detik)