IHSG Ditutup Turun Tipis ke Level 6.023
digtara.com | MEDAN – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis 5 poin atau melemah 0,09 persen ke level 6.023, Kamis (10/10/2019).
Baca Juga:
IHSG hari ini bergerak di dua arah, dengan level tertinggi 6.044 dan terendah 6.018.
Pelemahan IHSG tertahan saham sektor properti yang menguat 0,874%, diikuti sektor pertambangan naik 0,734%, dan infrastruktur naik tipis 0,058%. Pergerakan sektor saham di bursa masih lesu seiring dengan minimnya sentimen positif dari dalam negeri.
Sementara di bursa Global, indeks saham bergerak campuran. Dow Jones menguat 0,69%, Nikkei naik 0,446%, Shanghai naik 0,781%. Sementara korea turun 0,885%, Kospi turun 0,755% dan Thailand Stock Exchange turun 0,36%.
Pengamat Pasar Modal, Gunawan Benjamin menyebutkan, investor saham di berbagai bursa saham kini menunggu hasil perundingan dagang AS dengan China yang tengah berlangsung. Tawaran China akan membeli produk-produk pertanian AS dengan jumlah yang lebih besar membuka peluang kesepakatan dagang akan terjadi.
“Sementara itu, IMF telah mewanti-wanti dampak perang dagang dapat berimbas pada sektor lainnya. Tak hanya manufakur dan investasi. Namun bisa merambat ke sektor konsumer dan jasa. Saya kira dampak perang dagang ini cukup besar dimana perang dagang saat ini memicu  perlambatan  pertumbuhan ekonomi terutama di kedua negara tersebut,â€sebut Gunawan.
Sejalan dengan itu, lanjut Gunawan, perang dagang juga tidak hanya berimbas pada keduanya. Namun juga pada negara lain. Terutama negara berkembang.
Sejauh ini menurut laporan IMF, kerugian akibat perang dagang ini sekitar 700 miliar dolar pada tahun depan atau sekitar 0,8% dari PDB global.
“Angka ini sama dengan pertumbuhan ekonomi Swiss dalam satu tahun. Kondisi ini juga turut menekan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan,â€jelas Gunawan.
NILAI TUKAR RUPIAH
Disisi lain, nilai tukar mata uang Rupiah mengalami penguatan 0,226% di level 14.140/USD. Tak hanya Rupiah, mayoritas nilai tukar mata uang negara emerging market lainnya juga mengalami penguatan seperti Dolar Singapura, Yen, Won dan Peso.
“Penguatan nilai tukar ini seiring dengan pelemahan dolar AS ditengah ketidakpastian keputusan suku bunga acuan The Fed mendatang. Sebagian pejabat tinggi The Fed menolak penurunan suku bunga acuan sementara sebagian lainnya menilai perlunya penurunan suku bunga acuan The Fed ini dilakukan,â€tandas Gunawan.
[AS]