Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menguat ke Level 6.191
digtara.com | MEDAN – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.191 pada perdagangan hari ini, Jumat (18/10/2019).
Baca Juga:
Pergerakan IHSG menguat tipis 10,9  poin atau naik 0,177%. IHSG diperdagangkan dizona hijau yakni di rentang 6.178-6.201. Pergerakan IHSG diakhir pekan menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden cenderung landai.
Pengamat Pasar Modal, Gunawan Benjamin mengatakan, kondisi ini disinyalir oleh adanya tekanan pada saham sektor konsumer. Sektor tersebut melemah cukup dalam 3,12% diikuti pelemahan sektor manufaktur yang turun 1,1%, Agri turun 0,6% dan pertambangan turun 0,06%.
Pengaruh Jokowi Effect menjelang dilantiknya Presiden Joko Widodo dan Prof. Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI tidak seperti 5 tahun yang lalu dimana euforia investor turut mengkrek IHSG menguat 3,55% (46 hari perdagangan setelah pilpres 2014) . Namun tahun ini justru menurun 1,5% (46 hari perdagangan setelah pilpres 2019).
“Ini berarti Jokowi Effect tidak berlaku lagi bagi investor dalam perdagangan saham,â€sebutnya.
Kinerja pertumbuhan ekonomi di 5 tahun terakhir 2014-2019 dinilai belum memberikan perubahan yang signifikan. Dimana  tahun 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01% kemudian turun di tahun 2015 menjadi 4,79%. Lalu naik kembali ditahun 2016 yakni 5,02%, naik lagi di tahun 2017 yakni 5,07% dan tertinggi ditahun 2018 yakni 5,17%. Sementara hingga kini pertumbuhan ekonomi masih mencapai 5,06%.
“Pertumbuhan ekonomi yang jauh dari target pemerintah membuat pelaku pasar kurang bergairah. Ini merupakan tugas yang besar bagi pemerintah dengan terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo diharapkan menggenjot kembali perekonomian dalam negeri,â€jelasnya.
Selain dari pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan, melemahnya ekspor barang Indonesia juga menjadi perhatian utama. Khususnya di tengah lesunya sektor manufaktur berbagai negara. Namun begitu diharapkan kabinet yang baru nantinya, dapat pertumbuhan ekonomi dan ekspor lebih agresif dari sebelumnya.
Disisi lain nilai tukar Rupiah masih bertahan di level Rp14.140/USD. Di lima tahun terakhir Rupiah masih berada di level Rp.12.032/USD. Pelemahan nilai tukar Rupiah ini seiring dengan penguatan dolar yang tidak terbendung.
“Meski demikian, nilai tukar Rupiah yang saat ini berada di posisi Rp.14.140 dinilai cukup kuat. Khususnya untuk melawan penguatan  dolar Amerika dan dinilai masih berada di rentang yang stabil,â€tandasnya.
[AS]