Pertamina MOR I Mulai Gulirkan Program Move On Kuliner Bright Gas
digtara.com | MEDAN – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I memulai kampanyenya mendorong penggunaan elpiji 5,5 kg di Kota Medan dan sekitarnya dalam program Move On Kuliner Bright Gas.
Baca Juga:
General Manager PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I, Agustinus Santanu Basuki mengungkapkan Rey Kafe menjadi konsumen pertama yang disasar oleh program ini.
“Harapan kami ini menjadi awal dan diikuti oleh bisnis-bisnis sejenis,” ujarnya di sela-sela pelaksanaan program di Rey Kafe, Jalan Tuamang, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Senin (21/10/2019).
Menurut dia, ini merupakan program untuk mengapresiasi pengusaha kuliner yang sudah beralih menggunakan Bright Gas 5,5 kg dari elpiji 3 kg. Juga menjadi bagian dari edukasi kepada para pemilik bisnis kuliner bahwa elpiji 3 kg bukan diperuntukkan bagi mereka tetapi untuk masyarakat pra-sejahtera.
Para pemilik bisnis kuliner harus beralih ke elpiji nonsubsidi dan hal itu dikatakannya karena sampai sekarang masih banyak dari mereka menggunakan elpiji 3 kg di wilayah kerja Pertamina MOR I.
Itu juga menjadi salah tujuan dilaksanakannya program ini, mengajak pengusaha kuliner skala besar menggunakan elpiji nonsubsidi Bright Gas 5,5 kg. Dengan begitu elpiji 3 kg yang disediakan dengan kuota tertentu juga dapat lebih maksimal mencukupi kebutuhan masyarakat.
Program apresiasi dan edukasi ini dilakukan karena Pertamina tidak berwenang mengawasi dan menindak penyelewengan penggunaan elpiji 3 kg. Yang mana institusi yang berwenang melakukan pengawasan dan penindakannya adalah pemerintah daerah dan penegak hukum.
Setelah Rey Kafe, Pertamina MOR I masih akan melaksanakan program ini di 19 tempat serupa lain. Selain penerbitan sertifikat penggunaan Bright Gas, mereka juga memberikan sejumlah program tambahan seperti program promosi dan vocer produk.
Bagi bisnis skala besar Pertamina MOR I juga memberikan perlakuan berbeda terkait dengan harga elpiji Bright Gas karena tidak lagi menggunakan kemasan/tabung.
“Bisnis skala besar sudah menggunakan storage-storage elpiji,” ujarnya.
Dia menyebutkan harga elpiji yang diberikan bisa jadi tidak sama antara satu dengan yang lain. Namun Agustinus mengatakan dirinya tidak dapat mengungkapkan lebih detil rentang harganya.
[AS]