Pagi Ini, Mata Uang Garuda Diramalkan Menguat

digtara.com | JAKARTA – Sejumlah katalis global menyebabkan rupiah menguat hingga tutup pasar kemarin. Rabu (9/1), kurs rupiah di pasar spot menguat 0,16% terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 14.125.
Baca Juga:
Tapi, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia terkoreksi 0,63% ke level Rp 14.120 per dollar AS.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah didorong oleh kabar diperpanjangnya waktu negosiasi dagang yang melibatkan delegasi AS dan China di Beijing. Belum selesainya pembicaraan antara kedua negara adikuasa ini karena ada sejumlah detail negosiasi yang perlu dibahas lebih serius.
Hal ini menimbulkan optimisme di kalangan para pelaku pasar bahwa bakal ada keputusan jelas terkait penyelesaian perang dagang.
“Terlebih lagi, ada pernyataan Presiden AS Donald Trump melalui Twitter yang menyebut negosiasi perang dagang berjalan baik,” kata ekonom Bank Central Asia David Sumual, kemarin.
Hal tersebut berpeluang membawa rupiah kembali menguat di perdagangan hari ini. Apalagi, posisi indeks dollar AS sedang rentan koreksi akibat ketidakpastian penutupan operasional pemerintahan atawa shutdown di Negeri Paman Sam tersebut.
Walau menguat, rentang pergerakan rupiah terbatas. Pasalnya, para pelaku pasar menanti kelanjutan voting Brexit yang akan dihelat pada 15 Januari mendatang. “Pelaku pasar khawatir jika voting kembali gagal maka mata uang emerging market kelak bisa kembali melemah,” tutur dia.
Karena itu, Ibrahim memperkirakan, mata uang Garuda bergerak di rentang Rp 13.970–Rp 14.150 per dollar AS. Sedangkan David optimistis, rupiah menguat dan bergerak di kisaran Rp 14.120–Rp 14.170 per dollar AS.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
