Rabu, 23 Oktober 2024

Dikritik Soal Utang, Cuma Menakut-nakuti Rakyat Kata Sri Mulyani

Redaksi - Rabu, 30 Januari 2019 00:58 WIB
Dikritik Soal Utang, Cuma Menakut-nakuti Rakyat Kata Sri Mulyani

digtara.com | JAKARTA – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dikritisi mengenai utang. Dirinya menyebut jika utang pemerintah selama empat tahun terakhir mengalami perubahan hingga 69% dari Rp2.605 triliun menjadi Rp4.416 triliun.

Baca Juga:

Menanggapi hal tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jika dilihat hanya dari nominalnya saja memang betul utang pemerintah mengalami kenaikan. Artinya pembayaran utang pemerintah juga akan mengalami kenaikan.

“Kalau mau mengatakan jumlah pembayaran utang naik yang memang relatif nominal utangnya naik,” ujarnya dalam acara konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Namun menurutnya, hal tersebut dirasa kurang fair jika hanya membandingkan nominalnya saja tanpa mengetahui kondisi global. Menurut Sri Mulyani, ketika 2014 hampir seluruh negara mengalami krisis menyusul jatuhnya harga komoditas pada 2008.

Bahkan menurutnya, di Amerika Serikat (AS) sendiri ketika itu mengalami keterpurukan sehingga ketika itu suku bunga begitu rendah. Ketika suku bunga rendah, maka bunga utang juga lebih kecil.

“Jadi kalau kita bicara 2014, di mana waktu itu monetary policy di seluruh dunia juga sangat loose, dan BI mampu menurunkan suku bunga. Maka pasti dengan stok utang yang lebih kecil dengan suku bunga rata-rata Internasional dan dalam negeri yang lebih rendah, ya pasti pembayaran bunganya lebih moderate,” jelasnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melanjutkan, setelah masa-masa sulit tersebut lima tahun kemudian stok nominal menjadi tinggi. Hal tersebut seiring mulai membaiknya perekonomian Amerika Serikat.

Membaiknya ekonomi Amerika Serikat membuat Bank Sentral AS yakni The Fed memutuskan untuk menarik kembali uang-uang (Dolar) yang telah di keluarkan. Salah satu caranya adalah dengan menarik investor lewat kenaikan suku bunga acuan.

Selama 2018 lalu saja, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak empat kali. Dengan kenaikan suku bunga tersebut membuat bunga pembayaran utang juga meningkat.

“Dengan jumlah stok nominal yang tinggi, karena ini selalu agak membingungkan selalu yang dibandingkan oleh mereka selalu nominalnya. Suku bunga dunia juga sekarang meningkat. Ditambah BI menaikkan suku bunga sudah 7 kali kenaikan suku bunga Indonesia,” jelasnya.

Oleh karena itu, Wanita yang kerap disapa Ani meminta agar perbandingan utang harus dilihat tidak hanya dari nominalnya saja. Melainkan juga kondisi perekonomian dalam negeri maupun luar negerinya juga.

“Kalau nominalnya ini bergerak tapi nominal lain tidak dilihat, itu kan jadi membingungkan, atau cenderung dianggap untuk menakut-nakuti masyarakat,” ucapnya seperti dilansir okezone.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Terdakwa Penganiaya Transpuan di Kupang Divonis Berbeda

Terdakwa Penganiaya Transpuan di Kupang Divonis Berbeda

Polisi Terima Dua Laporan Terkait Kasus Pembunuhan Mahasiswa Undana di Oesapa

Polisi Terima Dua Laporan Terkait Kasus Pembunuhan Mahasiswa Undana di Oesapa

Ayah Biadab di Sidimpuan Tega Cabuli Anak Kandungnya Sendiri Berusia 3 Tahun

Ayah Biadab di Sidimpuan Tega Cabuli Anak Kandungnya Sendiri Berusia 3 Tahun

Peduli Olah Raga, Jon Sujani Bagikan Bola Ke Tim Futsal di Sidimpuan

Peduli Olah Raga, Jon Sujani Bagikan Bola Ke Tim Futsal di Sidimpuan

Plt Bupati Langkat Ingatkan ASN Hindari Prilaku Menyimpang

Plt Bupati Langkat Ingatkan ASN Hindari Prilaku Menyimpang

Buka MTQ ke-56 Berandan Barat, Syah Afandin: Terus Tanamkan Jiwa Al Quran ke Masyarakat

Buka MTQ ke-56 Berandan Barat, Syah Afandin: Terus Tanamkan Jiwa Al Quran ke Masyarakat

Komentar
Berita Terbaru