Kamis, 28 Maret 2024

Jumlah Penduduk Miskin di Sumut Turun 10 Ribu Jiwa

- Kamis, 01 Agustus 2019 09:43 WIB
Jumlah Penduduk Miskin di Sumut Turun 10 Ribu Jiwa

digtara.com | MEDAN – Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara hingga Maret 2019, tercatat sebesar 1,282 juta jiwa. Jumlah itu mencapai 8,83 persen dari total penduduk Sumut yang hampir 14 juta jiwa.

Baca Juga:

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Syech Suhaimi, dalam siaran pers yang digelar di Kantor BPS Sumut, Jalan Asrama, Kota Medan, Kamis (1/8/2019).

Suhaimi menjelaskan, data itu didapat berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang mereka lakukan pada Maret 2019 lalu.

Jumlah penduduk miskin pada Susenas Maret 2019 tersebut, turun sekira 10 ribu jiwa atau 0,11 persen dibandingkan Susenas yang mereka lakukan pada September 2018, dimana saat itu jumlah penduduk miskin di Sumut mencapai 1,291 juta jiwa atau hampir 8,94 persen dari total penduduk Sumatera Utara.

“Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2018 – Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 11,2 ribu jiwa sebaliknya di daerah perdesaan meningkat sebanyak 1,3 ribu jiwa.

Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 8,84% menjadi 8,56%. Sebaliknya, di perdesaan naik dari 9,05% menjadi 9,14%,”jelas Suhaimi.

Suhaimi menuturkan, sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang menggunakan batas garis kemiskinan. Penduduk miskin adalah yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

“Pada Maret 2019 garis kemiskinan Sumut sebesar Rp466.122,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya Rp483.667,- per kapita per bulan, dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp445.815,- per kapita per bulan,” sebutnya.

Dibanding September 2018, garis kemiskinan Sumut pada Maret 2019 naik 3,20% yaitu dari Rp451.673,- perkapita per bulan menjadi Rp466.122,- perkapita per bulan. Garis kemiskinan di perkotaan naik 3,84%, yaitu dari Rp465.790,- perkapita per bulan menjadi Rp483.667,- perkapita per bulan. Sedangkan garis kemiskinan di perdesaan naik 2,37% dari Rp.435.492,- perkapita per bulan menjadi Rp445.815,- perkapita per bulan.

Lebih lanjut dikatakan, dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Pada Maret 2019, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Garis

Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama, yaitu beras dan rokok kretek filter.

Beras masih berperan sebagai penyumbang terbesar Garis Kemiskinan baik di perkotaan (20,84%) maupun di perdesaan (31,65%). Empat komoditi makanan lainnya penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan adalah rokok kretek filter (11,67%), ikan tongkol (4,39%), telur ayam ras (3,92%), dan daging ayam ras (3,20%).

Demikian juga di perdesaan, empat komoditi makanan lainnya penyumbang terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah rokok kretek filter (10,00%), telur ayam ras (2,97%), ikan tongkol (2,93%), dan gula pasir (2,72%).

Dalam kesempatan itu juga disebutkan, pada periode September 2018 – Maret 2019, berdasarkan status kemiskinan, secara umum jumlah penduduk sangat miskin dan rentan miskin lainnya di Sumut mengalami penurunan, dan jumlah penduduk miskin, hampir miskin, dan tidak miskin mengalami peningkatan.

Kemudian, secara umum Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,459 pada September 2018 menjadi 1,371 pada Maret 2019. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,333 menjadi 0,310 pada periode yang sama.

“Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin menurun,” ujarnya.

Suhaimi juga mengatakan, beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Sumut pada periode September 2018 – Maret 2019 antara lain inflasi Sumut pada periode tersebut cukup terkendali yaitu sebesar 1,14 persen dan harga eceran komoditas penting relatif stabil. Pertumbuhan ekonomi cukup stabil meskipun mengalami sedikit penurunan dari 5,43 persen pada Triwulan III 2018 menjadi 5,30 persen pada Triwulan I 2019.

[AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru