8 Fakta Film The Lady of Heaven, Kisah Fatimah Putri Nabi yang Tak Sesuai Sejarah dan Menista Islam
digtara.com – Film The Lady of Heaven menjadi perbincangan lantaran menampilkan sosok penting dalam Islam yang tidak sesuai dengan fakta sejarah. Banyak negara kemudian melarang penayangan film yang diproduksi di Inggris itu.
Baca Juga:
Kabar terbaru, film The Lady of Heaven dilarang tayang di bioskop oleh Pusat Sinematografi Maroko atau Moroccan Cinematographic Centre (CCM). Keputusan tersebut diambil karena film tentang putri Nabi Muhammad itu dianggap menistakan agama Islam.
Faktanya, penulis naskah film The Lady of Heaven ternyata Yasser al-Habib yang lahir di Kuwait.
Sosok Al-Habib, dituduh sebagai juru kampanye untuk Islam Syiah yang terus berselisih dengan Muslim Sunni yang menjadi mayoritas di Inggris.
Namun kalangan syiah juga ternyata tak sejalan dengan Al-Habib.
Kehebohan mengenai hal ini pun menarik perhatian publik.
Simak tujuh fakta The Lady of Heaven berikut ini:
1. Dilarang di Negara Syiah, Iran
Meski Film ini menggambarkan Fatima dalam perspektif Islam Syiah, tetapi film ini bahkan dikritik dan dikecam oleh ulama Sunni maupun Syiah, karena dianggap berimbas buruk kepada umat.
Bahkan pemerintah Iran yang terkenal dengan upaya dakwah menyebarkan agama dan politik Syiah melarang film ini diputar di negaranya sebab film ini dianggap dapat memecah belah umat.
2. Dilarang Tayang di Maroko
Melansir AFP, CCM memberi pernyataan kalau mereka tidak akan memberikan izin tayang film The Lady of Heaven di bioskop Maroko.
Film yang disutradarai oleh Eli King itu dilarang tayang baik secara komersial maupun bertujuan untuk kebudayaan.
Keputusan tersebut diambil beberapa jam setelah Dewan Ulama Tertinggi Maroko, otoritas keagamaan tertinggi kerajaan Maroko mengutuk film itu dengan tegas.
Para Dewan Ulama Tertinggi Maroko menyebut kalau film tersebut merupakan “pemalsuan dahsyat dari fakta-fakta yang ada dalam sejarah Islam.”
3. Dianggap menistakan agama
Tak hanya di Maroko, beberapa negara lainnya yang mayoritas berpenduduk Islam juga mempunyai pendapat yang sama. Negara seperti Pakistan, Mesir, Iran, dan Irak juga menganggap film The Lady of Heaven ini termasuk penistaan agama.
Selain tentang Al-Habib, film ‘The Lady of Heaven’ telah digambarkan kelewatan batas, yang menggambarkan wajah Nabi Muhammad lewat citra yang dihasilkan komputer, lengkap dengan suara yang dapat didengar, meski hal itu jelas dilarang dalam Islam.
Kemudian berikutnya, film itu dianggap telah rasis karena banyak karakter jahat yang diperankan oleh aktor kulit hitam.
4. Tak Boleh Tayang di Inggris
Film The lady of Heaven rupanya telah ditarik dari seluruh jaringan bioskop terbesar di Inggris, Cineworld. Hal ini terjadi usai banyaknya protes yang menuduh film tersebut menodai Islam.
Cineworld mengatakan pihak mereka membatalkan semua pemutaran film The Lady of Heaven demi memastikan keselamatan staf dan pelanggan.
Ketua dewan Masjid Bolton menyebut film ini adalah bentuk penghinaan terhadap Islam.
“Film ini salah menggambarkan narasi sejarah dan tidak menghormati orang yang paling terhormat dalam sejarah Islam,†ungkapnya seperti dikutip dari laman The Hollywood Reporter pada Jumat 10 Juni 2022.
5. Penulisnya Dikenal Sebagai Penghina Islam
Yasser al-Habib yang lahir di Kuwait, ternyata adalah penulis naskah untuk film ‘The Lady of Heaven’, sehingga ini menjadi titik fokus protes umat Muslim di Inggris.
Sosok Al-Habib, dituduh sebagai juru kampanye untuk Islam Syiah yang terus berselisih dengan Muslim Sunni yang menjadi mayoritas di Inggris.
Al-Habib, juga disebut telah rutin mengecam tokoh-tokoh Islam lewat media sosialnya.
“Al-Habib memiliki sejarah panjang dalam menyebarkan keyakinan sektariannya yang keji. Dia melakukan ini secara terbuka dan menghina semua Muslim, bukan hanya Sunni. Film ini tidak didasarkan pada fakta sejarah,” ungkap perwakilan komunitas musl sunni di Inggris.
6. Sinopsis Singkat
Menurut sinopsisnya, film ‘The Lady of Heaven’ merupakan penggambaran kehidupan Fatimah Azzahra sebagai putri dari Nabi Muhammad SAW, tetapi tokoh-tokoh sekitarnya justru dianggap menyinggung banyak umat Muslim di Inggris.
Seorang perwakilan komunitas Muslim Sunni Inggris, telah menuduh film itu sebagai alat untuk menghina semua umat Muslim, sehingga sudah seharusnya dilarang penayangannya.
Film yang disutradarai oleh Eli Kings ini mengisahkan tentang anak Nabi Muhammad dengan Khadijah, Fatima, yang dikenal karena sifatnya yang mulia.
Film pertama tentang Fatimah ini mengawali kisahnya dengan adegan pertempuran ISIS saat menginvasi Irak, sebelum mengisahkan tentang kehidupan putri bungsu Nabi Muhammad, Fatimah. Di dalamnya muncul pula kisah sejumalh sosok tokoh Sunni.
Di dalam film sosok sosok penting tidak direpresentasikan secara nyata.
Sosok Fatimah pun digambarkan sebagai perempuan yang mengenakan cadar berwarna hitam.
7. Pemerintah Inggris Pecat Imam Muslim
Pemerintah Inggris dikabarkan memecat seorang Imam Muslim dari peranannya sebagai penasihat resmi.
Imam Muslim, Qari Asim dipecat setelah dituduh telah mengobarkan protes terhadap film baru mengenai putri Nabi Muhammad.
Pada pekan lalu, kelompok Muslim di Inggris protes terhadap pemutaran film Lady of Heaven, yang mengisahkan tentang kehidupan Putri Nabi Muhammad, Fatimah.
8. Profil Fatimah Az-Zahra
Sosok Fatimah Az-Zahra dikenal sebagai anak bungsu kesayangan Nabi Muhammad, SAW. Fatimah dikenal memiliki sikap tegar, kuat, dan penuh kesabaran lantaran ditempa kehidupan yang sulit di masa kecil, di tengah dakwah orang tuanya di Makkah.
Ada banyak julukan yang diberikan kepada Fatimah lantaran sikapnya yang mulia, di antaranya Az-Zahra (yang cemerlang), Kaniz (terpelihara), At-Thahirah (perempuan suci), Ummul Aimmah (ibu para imam), Sayyidah (pemuka yang mulia, penghulu), Nisa’ Al-Alamin (perempuan paling utama sejagat) dan banyak lagi julukan lainnya.
Di usia 15 tahun, Fatimah kemudian menikah dengan Ali bin Abi Thalib, yang berusia 21 tahun. Fatimah meninggal di usia yang muda, 27 tahun, enam bulan setelah Nabi Muhammad SAW meninggal.