Takut Teror Bandar Sabu di Patumbak, Ibu Korban: Kami Mengungsi ke Gunung
digtara.com – Khairunisa mendesak aparat kepolisian menuntaskan kasus penculikan dan penganiayaan terhadap anaknya Fandi Wahyudi (22). Ia dan keluarga bahkan terpaksa mengungsi ke daerah pegunungan karena takut dengan teror pelaku yang diduga bandar sabu.
Baca Juga:
Fandi diduga menjadi korban penculikan orang bernama Andi dan Daniel. Andi dikenal di Desa Lantasan Baru, Patumbak, Deliserdang sebagai bandar sabu. Sementara Daniel terkonfirmasi sebagai anggota TNI disersi.
Penculikan dan penganiayan terhadap Fandi diduga karena dirinya dianggap kibus atau informan.
Baca:Â Korban Penganiayaan dan Penculikan di Deliserdang Akhirnya Berbicara: Saya Dituduh Jadi Kibus
“Anak saya sebelumnya tidak pernah bermasalah sama si Andi ini, cuma lantaran dia dituduh jadi kibus makanya dendam si Andi sama anak saya,” ucap Khairunisa kepada digtara.com, Kamis (07/10/2021).
Khairunisa pun mengatakan awal mula permasalahan Andi dengan anaknya karena sebelumnya ada pengusaha pantai didaerahnya yang anaknya ditangkap gara gara sabu.
“Nah kebetulan anaknya ini temannya si Fandi, jadi dipikir si Andi anak saya yang jadi kibus padahal bukan, ada anggota bapak si anak itu yang mainkan (Melaporkan),” ucapnya lagi.
Ibu korban juga menambahkan bahwa Andi adalah pengedar sabu-sabu dikawasan pantai Kasan dan dia sudah lama menjadi bandar, dan sudah beberapa kali juga masuk penjara kasus dengan yang sama.
“Kami bertetangga bang, ga jauh rumah ya dari rumah kami, jadi kami liat pun kadang sampe malam orang-orang datang ke rumahnya untuk beli sabu,” pungkasnya.
Mengungsi ke Gunung
Lebih lanjut ibu korban mengatakan bahwa Andi sudah memelihara 3 ekor anjing untuk berjaga-jaga, karena sebelumnya dia tidak pernah memeliharanya.
“Jadi anjing itu untuk alarm kalo ada orang datang kerumahnya, baru baru ini juga digrebek rumahnya tapi lari dia,” katanya.
Baca:Â Tragis! Warga Deliserdang Diculik, Dipukuli Lalu Dibuang ke Hutan Karo, Begini Kondisinya
Khairunisa berharap polisi segera menangkap mereka yang sudah menganiaya anaknya. Ia takut teror terhadap dirinya dan keluarganya terus berlanjut. Karena ini udah kedua kalinya mereka mau menghilangkan nyawa anaknya.
Karena takut, Khairunisa mengaku sudah meninggalkan rumah dan mengungsi ke kawasan desa yang jauh untuk menghindari ancaman.
“Kami sekarang mengungsi ke gunung bang, dia trauma mau pulang, karena dia pernah mau ditabrak si Andi,” ujarnya tanpa memberitahu lokasinya.
Cerita Fandi
Diberitakan sebelumnya, Fandi mengatakan Kejadian penganiayaan ini sudah 2 kali terjadi. Yang pertama di tahun 2020 dan pelakunya adalah orang yang sama yang menganiayanya pada 01 Oktober 2021 yaitu bernama Andi.
Hal itu diungkapkan Fandi didampingi ibunya ketika menyambangi Warkop Jurnalis, Jalan H Agus Salim Medan.
“Saya dituduh menjadi kibus (Informan) sama mereka bang,†ucapnya kepada wartawan.
Dirinya pun menceritakan awal mulanya Fandi menjadi korban penculikan.
“Waktu saya main di warnet saya tiba-tiba dijemput sama Andi dan Daniel. Pas udah dijemput terus dibawa ke pantai Kasan. Abis itu saya dipukuli pake kayu sama sendal, sama tangan kosong,†ucapnya lagi.
Ketika berada di dalam mobil, Andi dan temannya Daniel terus mengatakan kalau korban adalah informan.
“Si Andi jualan sabu dia di pantai Kasan sana,†ucapnya lagi.
Ketika sudah mengalami penganiayaan Fandi sempat ingin dijebak oleh Andi dan Daniel kalau dirinya adalah pengedar narkoba.
“Abis dari pantai Kasan aku dibawa ke Polsek Sibiru biru, mau dijebak aku kalau aku ngedarkan sabu. Dimasukkan sabu-sabu ke kantong celana aku yang bawa si Andi,†pungkasnya.
Namun setelah dibawa ke Polsek Sibiru-biru, ada personel yang kebetulan adalah teman Andi, menolaknya karena kondisi wajah Fandi sudah babak belur.
“Terus pas di Polsek Sibiru biru, orang itu mau nyerahkan aku cuma ditolak sama orang Polsek karena liat muka aku udah lebam-lebam ga berani mereka,†ucapnya lagi.
Setelah mendapatkan penganiayaan korban langsung dibuang ke kawasan Tanah Karo. Dan keesokan harinya korban dijemput oleh orangtuanya dan langsung mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
Atas kejadian yang dialaminya, korban Fandi lantas membuat laporan di Polres Deliserdang dengan Nomer : STTLP /B/414/X/2021/SPKT/Polresta Deli Serdang/Polda Sumut. (mag-03)
Takut Teror Bandar Sabu