Rabu, 12 Maret 2025

Melirik Sejarah Hari Kemerdekaan Ke-74 RI

- Sabtu, 17 Agustus 2019 02:34 WIB
Melirik Sejarah Hari Kemerdekaan Ke-74 RI

Pada hari ini, tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Ke-74 Indonesia sejak diproklamirkan pada 1945. Sejarah panjang harus dilewati bagi bangsa Indonesia untuk bisa meraih kemerdekaan dari para kolonial.

Baca Juga:

Berawal dari 6 Agustus 1945 ketika bom atom melululantakan Kota Hiroshima, Jepang, yang membuat moral tentara Jepang goncang di seluruh dunia. Kemudian, bom atom kedua dijatuhkan ke Nagasaki hingga akhir Jepang menyerah ke Amerika Serikat dan sekutunya.

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di bawah kepemimpinan Soekarno-Hatta tak disia-siakan kesempatan tersebut.

Para pejuang ingin memproklamirkan kemerdekaan RI, karena menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah dari Jepang. Mereka pun terus bergerak.

Detik-detik pembacaan teks proklamasi, menukil dari Wikipedia, sempat terjadi perundingan antara golongan muda dan tua dalam penyusunan teks proklamasi. Perundingan itu berlangsung pada pukul 02.00-04.00 dini hari.

Di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1, teks proklamasi ditulis. Para penyusunnya Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Hadir pula B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro di ruang depan.

Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Seusai teks disusun, Sayuti Melik bertugas mengetik teks proklamasi tersebut.

Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Soekarno diagendakan membacakan teks proklamasi sekira pukul 10.00.

Bendera Merah Putih telah dijahit Ibu Fatmawati, dan akan dikibarkan. Sempat terjadi penolakan oleh Trimurti yang awalnya diminta untuk menaikkan bendera dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan prajurit.

Ditunjuklah Latief Hendraningrat, prajurit PETA, dibantu Soehoed. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih, yang dijahit Fatmawati beberapa hari sebelumnya.

Bendera Merah Putih berkibar, mereka yang hadir menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ketika upacara selesai, datanglah sekira 100 anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata. Mereka datang terburu-buru karena tidak tahu adanya perubahan mendadak lokasi pembacaan teks proklamasi dari Lapangan Ikada ke Pegangsaan.

Pemindahan lokasi itu ternyata dilatarbelakangi keamanan. Barisan Pelopor pun menuntut Soekarno mengulang pembacaan proklamasi. Namun ditolak, dan Hatta memberikan amanat kepada mereka.

Pada 18 Agustus PPKI mengambil keputusan untuk mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, dan kini dikenal UUD 45.

Soekarno dan M Hatta kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pertama.

Berikut teks proklamasi yang dibacakan Soekarno:

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Indonesia kini dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada kesempatan menjelang HUT ke-74 RI, Jokowi mengajak semua rakyat Indonesia untuk bersyukur karena di tengah berbagai tantangan terpaan sejarah, Indonesia masih tetap berdiri kokoh sampai hari ini.

“Semua itu karena kita memiliki fondasi yang sangat kuat, Pancasila – dasar negara, bintang penjuru, pemersatu kita semua. Di rumah Pancasila ini, kita hidup rukun meski berbeda latar belakang agama, asal usul suku, ras, maupun golongan,” ujar Jokowi.

Rumah besar Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk semua, tempat semua anak bangsa bisa berkarya, bergerak, dan berjuang untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita kita.

Menurutnya, Persatuan Indonesia akan selalu sentosa. Seperti kiambang-kiambang yang bertaut kembali, setelah biduk pembelah berlalu.

“Dengan semangat persatuan Indonesia, rumah besar kita tidak akan runtuh, tidak akan ambruk, dan tidak akan punah, tetapi justru berdiri tegak. Bukan hanya untuk 100 tahun, 500 tahun, tapi untuk selama-lamanya,” katanya.[oke]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Kemenimpas Copot Petugas Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta Terkait Dugaan Pungli terhadap WN China

Kemenimpas Copot Petugas Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta Terkait Dugaan Pungli terhadap WN China

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Komentar
Berita Terbaru