BMKG: Waspada Tsunami, Warga Diimbau Jauhi Pantai dalam Radius 500 Meter
digtara.com | JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar menghindari lokasi pesisir atau pantai di Selat Sunda dalam radius 500 meter, khususnya pantai yang berada pada elevasi rendah atau kurang dari lima meter di atas permukaan laut.
Baca Juga:
Pasalnya, pesisir pantai masih ditetapkan sebagai zona waspada tsunami.
Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly menyebut, penetapan zona waspada tsunami itu dilakukan berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ihwal perkembangan erupsi Gunung Anak Krakatau dengan mempertimbangkan kondisi lereng/tebing dasar laut dan potensi kegempaan di Selat Sunda.
“BMKG mengimbau warga tetap tenang namun waspada saat beraktivitas di pantai/pesisir Selat Sunda dalam radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah,” ujar Sadly, Minggu (6/1/2019).
Warga juga diminta untuk memantau perkembangan informasi mengenai kewaspadaan bahaya tsunami melalui situs, aplikasi mobile dan media sosial Info BMKG, serta memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi Magma Indonesia Badan Geologi.
“BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman masih tetap terus memantau dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya,” paparnya.
Sebelumnya, pada Sabtu tadi malam, warga di pesisir Kota Bandarlampung, seperti di kawasan Gudang Lelang dan Gubuk Sero, Telukbetung, dihebohkan oleh kabar mengenai air laut yang naik ke daratan.
Beberapa warga di Gubuk Sero, Gudang Lelang, dan Kangkung, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung, sempat berlarian keluar rumah gara-gara isu air laut di pesisir naik, yang kemudian diketahui tidak benar.
Sementara itu, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengalami 19 kali kegempaan letusan sepanjang Sabtu sore hingga Minggu dini hari.