Meneropong Fenomena Hidung Belang Doyan Pakai Selebriti
digtara.com | JAKARTA – Dunia hiburan Tanah Air kembali dikejutkan dengan kasus prostitusi online. Sederet nama artis yang diduga bermain dalam ranah ini pun tercatut.
Baca Juga:
Tidak bisa dipungkiri, beberapa oknum artis ibukota ini kepergok bermain di bisnis panas ini. Tapi, menyedihkan juga sampai akhirnya kabar fitnah beredar di masyarakat.
Tidak hanya itu, dalam dunia lifestyle pun banyak model yang kena “perangkap” ini. Kasusnya seperti ini; Selesai photoshoot, beberapa oknum menghampiri dan ‘deal-dealan’ pun terjadi.
Hal ini benar diakui Rosemerry. Model sekaligus pembawa acara ini menjelaskan bahwa kasus seperti ini benar ada. Tapi, untungnya Merry (sapaan akrabnya, Red) tidak pernah mau mengiyakan.
“Aku nggak pernah mau kalau ditawarin lebih. Beberapa teman aku yang model juga suka ditawarin untuk “kerja” lebih sama klien. Mereka curhat sama aku dan, ya, aku tegasin jangan pernah mau,” cerita Merry.
Merry menjelaskan bahwa dia biasanya menolak oknum itu untuk menjaga profesionalitas kerjanya. Cara menolaknya pun tidak sembarangan. “Saya selalu tegasin ke klien seperti ini, mohon maaf pak, saya tidak ambil job lebih dari ini. Begitu sih biasanya,” ungkapnya.
Kemudian, bagaimana jika klien memancing dengan modus “supaya kerja sama terus berlanjut”?
Merry menekankan, jika klien sudah mendapatkan jawaban itu, mereka biasanya paham. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga akhirnya dia mencari perempuan lain yang bersedia mendapatkan “job tambahan” itu.
“Kalau memang aku tolak, biasanya si klien itu minta kenalin temen yang emang mau menerima job tambahan. Tapi, yang jelas aku sih selalu nolak. Kalau itu klien maksa, ya, aku tinggalin aja. Yang penting aku sudah tanggung jawab dengan pekerjaan yang sudah disepakati sebelumnya,” tambah Merry.
Sementara itu, media mewawancari psikolog untuk mendapatkan paparan mengenani fenomena ini lebih jauh. Dijelaskan Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi., ada alasan khusus kenapa akhirnya artis atau model yang menjadi incaran. Dia juga menegaskan bahwa fenomena ini sudah ada sejak lama.
“Prostitusi yang menggunakan artis sebenarnya bukan hal baru, tapi sudah sejak lama. Zaman Soekarno, artis-artis biasanya digunakan untuk melayani tamu,” paparnya.
Psikolog Meity menjelaskan bahwa kenapa artis cukup menarik untuk masalah seperti ini. “Prostitusi artis ini biasanya dipicu oleh tingkat popularitasnya,” sambungnya.
Nah, Psikolog Meity juga menuturkan kenapa sampai akhirnya banyak artis yang terlibat dalam kasus ini. Tidak bisa dipungkiri alasan finansial menjadi alasan paling besar.
“Kita tahu bahwa artis kan gaya hidupnya tinggi, tuntutan hidupnya tinggi. Makanya, alasan finansial menjadi alasan yang paling kuat,” ungkapnya seperti dilansir okezone.
Lebih lanjut, kenapa artis atau model yang dibidik?
Menurut Psikolog Meity, karena mereka dianggap memiliki daya pikat tersendiri, sudah dikenal di masyarakat, atau menjadi idola banyak orang. Hal ini yang kemudian membuat dia menjadi daya tarik tersendiri baik untuk yang mengidolakan atau yang tidak.
“Banyak oknum artis dirasa memiliki daya pikat, ditambah lagi karena rasa akan mudah menggunakan artis, karena kebanyakan artis mau bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan masing-masing,” tegasnya.
Sementara itu, apa sih motif dari sisi pria hidung belang?
“Kalau bicara tentang ‘pemakai’, biasanya ada beberapa persamaan para laki-laki yang memilih pelacur untuk memuaskan dirinya,” katanya.
Alasannya, sambung Psikolog Meity, adalah karena kesepian dan kurang empati terhadap perempuan makanya mereka cenderung menunjukkan perilaku agresif seks yang tinggi.
“Mereka cenderung antisosial atau tidak melibatkan perasaan personal saat bercinta dan mengekspresikan maskulinitasnya dengan cara yang kurang tepat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Psikolog Meity juga menjelaskan bahwa mereka yang menggunakan pelacur untuk pemuas hasrat adalah orang yang frustasi secara seksual. Bahkan, menurut penelitian, biasanya orang yang melakukan aktivitas seksual semacam ini memiliki kebutuhan intimasi emosional.
“Penelitian juga menggambarkan bahwa sebagian pria yang melakukan ini memiliki sikap negatif terhadap perempuan, walau ada juga sebagian yang menghormati pekerja seks komersial,” paparnya.