Kadis PU: Banjir di Medan Bukan Karena Drainase yang Buruk
digtara.com – Banjir yang menerjang Kota Medan dan daerah sekitarnya bukan disebabkan sistem drainase yang buruk. Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis) PU Kota Medan, Zulfansyah kepada wartawan, Senin (7/12/2020). Banjir di Medan
Baca Juga:
Menurut Zulfansyah, efek dari sistem drainase buruk adalah genangan air di badan jalan. Sedangkan yang terjadi kemarin adalah banjir akibat luapan air sungai.
“Kalau banjir itu dari sungai, sistem drainase itu efeknya di genangan kalau ini udah melimpah melimpah. Drainase itu justru sekarang ini jalan semua, nggak ada genangan kan bersih semua. Paling lama satu jam genangan air abis itu kering lagi,” ujarnya.
Zulfansyah menambahkan banjir di 10 Kecamatan Kota Medan, terjadi karena hujan di hulu dan pasang di laut atau muara.
“Ini karena hujan di hulu, di samping itu juga pasang di laut jadi ketemu dia. Ada namanya siklus banjir, siklus itu akibat di hulunya hujan besar, di muara pasang itu jarang terjadi bersamaan telah fenomena banjir. Itulah namanya siklus banjir 10 tahunan dan dari kehendak Maha Kuasa,” jelasnya.
Baca: Sungai Tembung Meluap, Jalan Makmur Ujung Banjir Satu Meter
Mengatasi meluapnya sungai, diakuinya perlu treatmen tambahan. Di mana, kanal Marendal salah satu treatmennya.
“Kanal Marindal itu mengalihkan aliran Sungai Deli ke sungai Denai. Itu Sungai Deli kalau enggak ada kenal itu terbenam Medan. Itu syukur alhamdulillah ada kanal,” katanya.
Selama ini, lanjut dia, banyak yang menyebut bahwa kanal tidak berfungsi. Kenyataannya kemarin karena kanal Medan tidak terendam banjir.
“Banyak yang bilang selama ini karena itu tidak berfungsi, kalau enggak ada kanal itu udah kebanjiran Medan ini, semua itu memang peralihan Sungai Denai ke Sungai Deli airnya,” pungkasnya.
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Kadis PU: Banjir di Medan Bukan Karena Drainase yang Buruk