Lawan Covid-19 : Jeritan Keluarga Korban di Medan Hingga Terobos SOP Pemakaman

Digtara.com – Isak tangis mengiringi pemakaman JH (87) warga Simpang Limun, Kecamatan Medan Kota. Korban wabah virus korona (Covid-19) dimakamkan di TPU Muslim Simalingkar B, Medan Selayang, Kota Medan, Sabtu (4/4/2020).
Baca Juga:
“Tak cocok kau disana opung. Kami yang seharusnya memakamkan mu. Bukan mereka,” teriak wanita berbaju hitam dengan menggunakan masker.
Keluarga lainnya pun mencoba menenangkan wanita tersebut. “Sudahlah nang, sakit kau nanti,” kata keluarga lainnya.

Jisman sebelumnya dirawat di RS Mitra Medika Medan jalan Yos Sudarso selama 2 hari dengan gejala sesak napas. Usianya yang sudah renta kalah dengan penyakit yang dideritanya.
Pemerintah Kota Medan bersama tim Covid-19 merekomendasikan pemakaman JH di lokasi khusus korban virus covid-19.
Beberapa saat kemudian, Wanita berpakaian warna pink dengan jaket motif garis putih berteriak histeris dan jatuh ke tanah karena tak kuasa melepas kepergian korban. Terlihat, pria berbaju biru berkacamata mencoba menenangkan wanita berusia 40-an tersebut.
“Sudahlah ma. Janganlah begini,” ucapnya pria tersebut.

Petugas disterilkan
Mobil ambulance yang membawa jenazah memasuki areal lokasi steril pemakaman. Pihak keluarga pun hanya bisa melihat dari kejauhan yang diperkirakan berjarak hingga 100 meter. Mereka tidak diijinkan petugas kepolisian dari Polda Sumut untuk mendekat.
https://www.youtube.com/watch?v=gN4S1rVOVyE
Sebelum peti mati diturunkan, petugas sterilisasi melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke alat pelindung diri (APD) yang digunakan petugas. Setelah itu, peti mati diturunkan dan dimasukkan ke liang lahat.
Proses pemakaman usai, petugas pun kembali menyemprotkan cairan disinfektan ke APD untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus korona.
Salah satu anak korban, Agustinus Leo saat diwawancarai digtara.com mengatakan hingga saat ini belum ada surat atau riwayat medis yang mengatakan JH PDP positif Covid-19. Sakit sesak napas yang dialami orang tuanya merupakan penyakit usia renta yang biasa dialami banyak orang.
Pihak keluarga mengaku hanya disampaikan oleh Pemko Medan, Polisi dan TNI agar dimakamkan di TPU ini sesuai dengan SOP penanganan virus Covid-19. “Kami masih menunggu hasil. Katanya 2 minggu kemudian akan keluar penyebab kematiannya. Kalau tidak terbukti korona maka akan kami pindahkan jasadnya ke tempat yang layak,” ucap Agustinus.
Menurut Agustinus, keluarganya keberatan dengan pemakaman korban di tempat ini, karena hingga saat ini belum ada kepastian penyebab kematiannya.
Usai proses pemakaman, sebuah mobil pribadi jenis mini bus menerobos masuk ke area sterilisasi pemakaman. Polisi yang menggunakan baju kaos kuning bertuliskan Polda Sumut berteriak agar mobil tersebut agar tidak masuk ke areal bawah pemakaman.
Terobos SOP pemakaman
Dimana lokasi tersebut hanya boleh dimasuki oleh mobil ambulance, petugas rumah sakit dan penggali kubur yang menggunakan APD lengkap.
Mobil yang diduga dikemudikan oleh keluarga pengantar, dihadang dan dipaksa berhenti oleh petugas pemakaman yang menggunakan APD lengkap dengan cara dihadang agar tidak bisa mendekat.
“Ini sudah SOP, tidak ada yang boleh melanggar. Jangan begitu pihak keluarga,” ucap polisi tersebut.

Mobil mini bus berwarna silver yang diperkirakan berjarak 15 meter dari lubang pemakaman pun kembali keatas setelah bagian belakang mobil disemprot cairan disinfektan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan protokal penanganan terhadap pasien PDP virus korona jelas. Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran.
Nah, pasien yang dirawat sebelumnya atas inisial JH. “Pasien tersebut positif PDP sehingga dimakamkan di sana,” ujarnya.

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
