Sering Dihina, Petani di NTT Bacok Kakak Ipar hingga Tewas
digtara.com – Seorang petani di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) nekat membacok kakak iparnya hingga tewas, Minggu (7/2/2021) malam.
Baca Juga:
Pemicunya hanya karena pelaku kesal karena sering disindir dan dihina korban dalam satu bulan belakangan ini.
Korban Serli Mone-Mandala (32) tewas dengan banyak luka bacok, setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Sementara pelaku Deni Yexi Mone (36), warga RT 13/RW 07, Desa Maubesi, Rote Tengah, Rote Ndao, NTT, yang sehari-hari bertani diamankan polisi.
Penganiayaan tersebut terjadi di depan kios milik Jadlian Toumeluk di RT 14/RW 07, Dusun Hoeledo, Desa Maubesi, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao.
Diperoleh informasi kalau saat itu korban ke kios milik Jadlian Toumeluk dan bercerita dengan pemilik kios Jadlian Toumeluk dan Delsiana Toumeluk-Kiuk namun sambil menyindir Helmi Mone-Lesiangi yang tak lain adalah istri pelaku.
Perbincangan korban dengan pemilik kios didengar oleh Martinus Mone (kakak kandung pelaku).
Martinus Mone langsung menegur korban dan meminta agar korban tidak menyindir orang.
Hal ini memicu pertengkaran mulut korban dengan Martinus Mone.
Pelaku yang baru pulang dari sawah melintas di depan kios tersebut dan mendengar pertengkaran antara Martinus Mone dan korban.
Pelaku juga tersulut emosi mendengar korban menyinggung nama istri pelaku.
Pelaku yang membawa sebilah parang langsung membacok korban di bagian kepala.
Korban berusaha menangkis menggunakan tangan kanannya, tapi gagal.
Korbanpun berusaha lari menyelamatkan diri, namun terjatuh di jalan raya di depan kios.
Saat berusaha bangkit dan kembali lari ke samping kios, pelaku mengejar dan kembali membacoknya berulangkali ke bagian kepala, tangan dan tubuh korban.
Tidak ada yang berani melerai sampai korban kritis dan tak sadarkan diri.
Pasca kejadian ini, pelaku langsung diantar abangnya ke Mapolsek Rote Tengah, Polres Rote Ndao untuk menyerahkan diri.
Dibawa ke RS
Angky Mone (suami korban) yang mendapat kabar soal peristiwa ini datang ke lokasi kejadian dan melihat korban (istrinya) sudah dalam kondisi terkapar di aspal dengan berlumuran darah.
Ia meminta bantuan warga setempat untuk membawa korban ke RSUD Ba’a, Kabupaten Rote Ndao dengan kendaraan pick up milik warga.
“Pelaku sudah menyerahkan diri ke Polsek Rote Tengah dan kita sudah amankan,” ujar Kapolsek Rote Tengah, Ipda Igo Pringgondani, Senin (8/2/2021) pagi saat dikonfirmasi.
Korban sempat dirawat intensif di ruang UGD RSUD Ba’a, Kabupaten Rote Ndao.
Namun pada Minggu (7/2/2021) malam sekitar pukul 22.00 wita, korban meningggal dunia karena sekujur tubuh penuh dengan luka bacok.
Hasil visum medis menunjukkan kalau korban mengalami luka potong pada bagian kepala/wajah, telinga kiri putus dan 4 jari tangan juga putus.
Jenazah korban dipulangkan dari RSUD Ba’a dan diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan di Dusun Oelunggu, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.
Informasi yang dihimpun digtara.com, hinaan yang memicu kemarahan pelaku berawal sejak Januari 2021 lalu. Ada dugaan penyelewengan dana PKH milik tetangga pelaku oleh istri pelaku.
Pelaku sudah memarahi istrinya dan membayar ganti rugi kepada tetangganya itu.
Namun korban malah terus menyindir pelaku dan istrinya yang menyebutnya tidak ada kerja dan makan uang orang.
“Diduga akibat adanya dendam lama (pelaku) terkait kecemburuan sosial dalam keluarga dan pelaku sering dihina korban,” ujar Kapolsek Rote Tengah.