Jaga 2 Adab Terhadap Makanan
Oleh: Rahmat Hidayat Nasution
Baca Juga:
digtara.com – Makan adalah kebutuhan utama manusia. Di mana pun berada, selalu ditanya, “Bagaimana makannya?”. Mulai dari jenis menu makanannya, tempat makannya hingga berapa kali makannya dalam sehari, menjadi pertanyaan.
Umumnya, pertanyaan seperti itu ditanyakan saat berada di luar negeri, termasuk saat menunaikan ibadah haji dan umroh.
Seorang muslim tetap dianjurkan untuk menjaga 2 adab utama terhadap makanan.
1. Tidak bersikap tabdzir
Tabdzir sama mubadzzir sama tapi berbeda. Sama asal katanya berasal dari badzdzara. Tapi beda dari penggunaannya. Kalau mubadzdzir yang dimaksud adalah orangnya, sedangkan tabdzir asal kata yang tak terikat dengan waktu.
Terkait dengan makanan, ketika kita memakan makanan dilarang bersikap tabdzir, yaitu membuang-buang makanan. Al-Qur’an telah mengharamkan sikap tabdzir dan mengidentikkannya dengan perbuatan setan.
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra : 27)
Umumnya, “boros” dalam makanan bisa berbentuk mengambil makanan sebanyak-banyaknnya, padahal dirinya tak yakin bakal bisa menghabisi makanan tersebut. Artinya, bakal terjadi perbuatan membuang-buang makanan.
Alasan klise terjadinya perbuatan tercela itu, karena takut makanan habis. Malas atau malu mengantri untuk mengambil makanan lagi. Padahal, mengambil makanan sebanyak itu bukanlah hal yang biasa dilakukannya.
Bisa jadi juga, mengambil makanan tersebut karena terikut dengan perilaku orang lain. Ini juga sesuatu yang salah.
Ambillah makanan seukuran kemampuan standard kita makan, biar tidak tergolong tabdzir dan menjadi teman setan.
2. Tidak mencela makanan
Salah satu perbuatan yang diharamkan dalam Islam adalah mencela makanan.
Jika tidak suka dengan menu makanan yang dihidangkan, maka tidak usah dimakan. Jangan juga dihina atau dijelek-jelekkan.
Carilah solusi lain, untuk memenuhi kebutuhan perut atau makan kita.
Ikutilah perilaku Rasulullah. Mudah-mudahan dengan mengikutinya berbuah pahala. Seperti apa perilakunya?
وعَنْ أبِي هُرَيْرَةَ – ﵁ – قالَ: ««ما عابَ النَّبِيُّ – ﷺ – طَعامًا قَطُّ، إنِ اشْتَهاهُ أكَلَهُ وإنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ»». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Huraira radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa “Rasulullah SAW belum pernah mencela makanan sekali pun. Jika Beliau suka, maka Beliu makan. Tapi jika tidak suka, Beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Semoga dimana pun kita berada, mampu menjaga adab terhadap makanan. Aamiin
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Jaga 2 Adab Terhadap Makanan