Suami Dibunuh Secara Sadis di Kupang, Istri Menangis saat Reka Ulang
digtara.com – Mariana Ludji (35), tak kuasa menahan tangis. Istri dari Buche Timo, korban pengeroyokan hingga tewas, berulang kali menangis saat menyaksikan 5 dari 8 tersangka memperagakan ulang seluruh aksi mereka menganiaya suaminya itu hingga tewas.
Baca Juga:
“Saat kejadian saya sudah tidur karena sudah larut malam. Saya baru dikabari pada pukul 03.00 wita. Saat saya datang suami saya sudah dimuat (dievakuasi) dengan mobil pick up,” ujar Mariana Ludji.
Ia mengaku sangat terpukul manakala datang ke RSUD SK Lerik Kota Kupang dan mendapati sang suami sudah terbujur kaku.
“Hati saya hancur karena Buche meninggalkan saya dan satu orang anaknya,” tandas Mariana.
Ia mengaku tidak dendam dengan para pelaku, namun ia sakit hati dan belum bisa menerima kenyataan yang ada.
Ia makin terpukul saat mengetahui salah satu pelaku adalah orang yang sering bertandang ke rumahnya.
“(Tersangka) Tian Adu saya kenal karena sering datang ke rumah,” ujarnya.
Ia makin sakit hati karena selama ini Tian Adu sering makan gratis di rumah mereka.
“Kebetulan suami saya jualan makanan dan Tian Adu sering ambil makanan tanpa membayar,” tambah Mariana.
“Suami saya salah apa sehingga mereka tega aniaya dan bunuh suami saya,” ujar nya lirih.
Ia juga sedih karena anak tunggalnya kehilangan sosok sang ayah.
“Airmata iki belum kering. Ada tersangka yang sering merasakan kebaikan suami saya tapi justru mereka tega membunuh dia,” kata Mariana.
Mariana sempat emosi saat salah satu tersangka To’o Ron menatapnya dengan tatapan marah.
“Dia (To’o Ron) sudah salah tapi masih menantang saya, dasar manusia biadab,” teriak Mariana sambil menangis.
Ia mengaku tidak mengenal tersangka yang lain namun ia menyesali dan prihatin dengan perilaku para pelaku.
Sejumlah anggota polsek Kelapa Lima seperti Aipda Mick Terru dan seorang Polwan berusaha menenangkan Mariana dan meminta nya untuk bersabar dan memaafkan perbuatan para pelaku.
“Sebagai orang beriman saya memaafkan tetapi saya minta mereka dihukum berat setimpal dengan perbuatan mereka,” ujar Mariana lirih.
Korban tewas yakni Buce Timo (43), warga RT 05/RW 03, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Sementara korban luka Yefri Mbuik (35), warga RT 02/RW 01, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Pengeroyokan menyebabkan korban tewas dan luka-luka terjadi pada Rabu (13/4/2022) subuh di depan kios milik korban Buce Timo.
Saat itu Yefri dan Buce serta istri Buce sedang duduk bercerita di depan kios milik Buce.
Selang beberapa saat ada sepeda motor vario melintas. Pengendara sepeda motor membuat keributan.
Setiap warga yang melintas di jalan masuk ke Jalan Sumba selalu dimaki oleh pria tersebut.
Pria tersebut kemudian ke depan kios milik Buce dan membuat keributan sehingga Buce datang menegur dan menanyakan alasan pria tersebut memaki-maki orang.
Selang beberapa saat datang lagi pelaku lain dengan sepeda motor ingin memukul Buce dan mengaku dari Rote Ndao.
Yefri yang juga berasal dari Rote Ndao kemudian berusaha melerai dan mengaku kalau ia pun dari Rote Ndao.
Tanpa diduga datang lagi pelaku yang lain menggunakan sepeda motor.
Ada sekitar 8 orang pelaku menggunakan 5 sepeda motor yang datang dari arah Jalan Sumba.
Para pelaku menganiaya dan mengeroyok Yefri dan Buce Timo. Yefri sempat melarikan diri ke arah SPBU kilometer 10 Oesapa.
Namun para pelaku terus mengejarnya. Ia sempat jatuh dan dianiaya para pelaku sehingga mengalami luka pada mulut, hidung, wajah dan kaki serta sakit pada seluruh tubuh.
Beruntung Yefri bisa lari menyelamatkan diri hingga ke belakang SPBU.
Sementara Buce mengalami nasib nahas. Ia dianiaya dengan tangan dan batu mengakibatkan ia jatuh dan tidak sadarkan diri.
Buce mengalami luka di kelopak mata kanan bagian bawah, luka robek tidak beraturan pada kepala bagian belakang dan meninggal dunia.
Usai menganiaya kedua korban, para pelaku pun kabur dan melarikan diri.
Yefri Mbuik pun ke Polsek Kelapa Lima membuat laporan polisi dengan nomor LP/B/92/IV/2022/Sektor Kelapa Lima tanggal 13 April 2022.