23 Warga Tewas akibat Badai Musim Dingin di Texas
digtara.com – Sebanyak 23 orang meninggal akibat badai musim dingin di Texas, Amerika Serikat pada Rabu (17/2/2021) waktu setempat.
Baca Juga:
Warga yang meninggal sebagian besar akibat kecelakaan lalu lintas akibat warga yang memaksa keluar rumah di tengah badai tersebut.
Kondisi badai diperparah dengan padamnya listik dan kekurangan pasokan air bersih.
Menurut situs pelacakan Poweroutage.us, lebih dari tiga juta pelanggan perumahan, komersial dan industri hidup tanpa listrik di Texas pada Selasa malam.
Pemerintah setempat memadamkan listrik untuk menghemat pasokan bagi sarana vital seperti rumah sakit, polisi, dan stasiun pemadam kebakaran.
Kondisi makin parah karena hampir setengah dari pembangkit listrik tenaga angin di negara bagian itu rusak akibat disapu badai.
Layanan Cuaca Nasional (NWS) telah mengeluarkan peringatan badai musim dingin untuk wilayah Texas timur hingga negara bagian Maryland di Pantai Timur.
NWS mengatakan beberapa wilayah, Texas, Louisiana, Arkansas dan Mississippi akan menghadapi hujan es dan salju tebal. Badai kemudian akan bergerak ke timur laut.
“Suhu masih akan tetap 20 sampai 35 derajat (Fahrenheit) di bawah normal,” kata NWS seperti dikutip dari AFP.
Ratusan ribu penduduk kota metropolitan Houston mengalami pemadaman listrik dan kesulitan air. “Tekanan air sangat rendah,” kata Walikota Houston Sylvester Turner.
Badai musim dingin menyebabkan sedikitnya empat tornado, termasuk satu di pesisir North Carolina pada Senin malam yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 10 lainnya.
Foto dan video yang disiarkan oleh media AS menunjukkan pohon tumbang, rumah rata dan mobil-mobil hancur.
Seorang warga bernama David Hernandez terpaksa menginap di sebuah gereja di Houston bersama orang-orang yang telah meninggalkan rumah.
“Mobil saya terdampar dan saya mencoba untuk tidur di dalam mobil tapi terlalu dingin,” kata Hernandez. “Cairan di mobil saya benar-benar berubah menjadi es jadi seperti tidur di kotak es.
“Saya harus datang ke sini,” katanya. “Tidak ada pilihan.” (cnn)