Negara Sekecil Singapura Saja Masih Kerepotan Atasi Corona
digtara.com – Negara Singapura dengan populasi 5,7 juta jiwa di atas pulau seluas luas 728,3 km², masih kerepotan menangani penyebaran virus Corona alias Covid-19. Bahkan ada kecenderungan peningkatan kasus akhir-akhir ini akibat tempat karaoke yang tak terawasi.
Baca Juga:
Ya. Pada Rabu kemarin Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan 60 kasus Covid-19 baru dalam 24 jam. 41 di antaranya terkait dengan klaster di tempat karaoke KTV.
Padahal, pemerintah negri singa itu sudah melarang KTV beroperasi. Tapi pengelola membandel sehingga terjadilah penggerebekan.
Kepolisian pun menangkap 20 perempuan karena dianggap melakukan aktivitas ilegal di KTV. Di antara 20 orang itu terdapat warga Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Karena lonjakan kasus akibat kluster karaoke tersebut pemerintah Singapura kembali memperketat aturan mulai Senin (19/7) hingga 8 Agustus mendatang.
“Ada risiko besar akibat kasus-kasus dari klaster ini yang kemungkinan sudah menyebar ke masyarakat, terutama pada orang-orang yang belum dites. Kemungkinan, ini berarti akan ada peningkatan kasus dalam beberapa pekan ke depan,” ujar Menteri keuangan sekaligus ketua satuan tugas penanganan Covid-19 Singapura, Lawrence Wong.
Dengan keputusan ini, Singapura hanya menikmati pelonggaran aturan pergerakan selama sepekan belakangan.
Singapura sempat melonggarkan aturan selama sepekan ini karena kasus Covid menurun. Di bawah aturan pelonggaran tersebut, warga dapat makan di restoran dengan maksimal lima orang dalam satu meja.
Namun kini, pemerintah kembali memperketat aturan jaga jarak dengan maksimal dua orang makan bersama di dalam restoran.
Selain itu, pemerintah juga memerintahkan 400 tempat hiburan malam berhenti beroperasi selama dua pekan ke depan. Selama waktu tersebut, pemerintah akan melakukan inspeksi.
Flu Biasa
Ungkapan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dengan menganggap Covid-19 sebagai flu biasa sempat menjadi perbincangan hangat. Tampaknya Singapura menganggap remeh. Padahal sebenarnya tidak begitu.
Kebijakan tersebut justru menempatkan Singapura untuk lebih senantiasa waspada pada Covid.
“Jadi Covid-19 akan sama seperti flu biasa. Kita tidak mungkin melenyapkannya seperti menghilangkan virus campak,†kata Ong ketika diwawancarai The Straits Times, Kamis (1/7/2021).
Rencana hidup bersama Covid, begitulah istilah Ong. Dengan prinsip itu, maka masker tetap menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Menurut menteri berusia 51 tahun itu, pencabutan kewajiban pemakaian masker akan menjadi kebijakan terakhir yang dievaluasi di new normal.
Lalu, negara itu juga tengah mengejar target dua per tiga populasinya atau 70-80 persen warga sudah menerima dua dosis vaksin atau divaksinasi penuh pada 9 Agustus 2021, yang merupakan Hari Nasional Singapura.
Singapura dengan penduduk kurang dari 6 juta jiwa dengan satu pulau saja masih kerepotan dengan virus Corona. Konon pula Indonesia yang populasinya sekitar 300 juta jiwa dengan ribuan pulaunya. Pasti lebih repot ya…