Minggu, 22 Desember 2024

Ini Alasan Utama Rusia Serang Ukraina, Dimulai dari Perebutan Wilayah Donbas

- Kamis, 24 Februari 2022 13:00 WIB
Ini Alasan Utama Rusia Serang Ukraina, Dimulai dari Perebutan Wilayah Donbas

digtara.com – Serangan Rusia ke wilayah Ukraina menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Lantas, apa sih sebenarnya alasan Rusia meng-invasi Ukraina.

Baca Juga:

Presiden Rusia, Vladimir Putin, membeberkan dua alasan utama melancarkan invasi ke Donbas, Ukraina, yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow.

Pada Kamis (24/2), Putin mengatakan alasan pertama melancarkan operasi militer khusus ke Donbas adalah karena pemimpin separatis daerah itu telah meminta bantuan Rusia terkait klaim serangan pasukan Ukraina ke wilayah mereka.

Baca: Rusia Bombardir Ukraina Dari Udara Hingga Invasi Lewat Jalur Darat

“Republik Rakyat Donbas menyampaikan permintaan bantuan ke Rusia. Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan melancarkan operasi militer khusus,” kata Putin dalam pidatonya yang disiarkan di televisi dikutip TASS.

Alasan kedua Putin melancarkan invasi adalah klaimnya untuk melindungi warga di Donbas yang selama ini menjadi target “pelecehan hingga genosida” dari pemerintah Ukraina selama delapan tahun terakhir.

Donbas atau Donbass merupakan titik panas konflik berdarah antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia sejak Moskow mencaplok Crimea pada 2014 lalu.

“Dan untuk tujuan-tujuan itu, kami akan berusaha melakukan demiliterisasi dan mengadili mereka di Ukraina yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk warga negara Rusia,” jelas Putin.

“Tindakan kami adalah membela diri terhadap ancaman,” kata Putin dalam pidatonya seraya mengklaim bahwa Moskow tidak punya rencana untuk menduduki Ukraina.

Putin pun menegaskan Rusia “tidak berencana menduduki Ukraina.”

“Kami tidak ingin memaksakan diri pada siapa pun,” tegasnya.

Sebagai informasi, mayoritas penduduk di wilayah Donbas terutama Donetsk dan Luhansk memang fasih berbahasa Rusia dan dekat dengan kultur Negeri Beruang Merah. Rusia bahkan telah memberikan ratusan ribu masyarakat di Donbas status warga negara.

Riwayat Konflik Ukraina-Rusia

Tak lama setelah Putin mengumumkan operasi militer khusus ke Donbas pada Kamis pagi, rentetan ledakan terjadi setidaknya pada tujuh kota di Ukraina, termasuk di Ibu Kota Kiev.

Ukraina menjadi negara merdeka dengan jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Itu adalah bagian awal dari kekaisaran Rusia dan kemudian menjadi Republik Soviet, serta menyingkirkan warisan kekaisaran Rusia, sehingga membentuk hubungan dekat dengan Barat.

Sejak kemerdekaannya, negara ini memerangi korupsi dan perpecahan internal. Negara sisi barat menginginkan integrasi dengan Barat, sedangkan wilayah timur dengan Rusia.

Konflik dimulai ketika Victor Yanukovych, Presiden Ukraina, menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow.

Para pengunjuk rasa menggulingkannya dalam ‘Revolusi Martabat (Revolution of Dignity).’ Sebagai imbalannya, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina dan mendukung pemberontakan separatis Ukraina timur.

Setelah itu, mereka menyerang Donbas yang merupakan jantung industri negara Ukraina. Lebih dari 14.000 orang kehilangan nyawanya dalam konflik bersenjata antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia.

Ukraina dan Barat menuduh Rusia mengerahkan pasukan dan mengirim senjata ke pemberontak, lalu tuduhan ini dibantah oleh Rusia. Namun, Rusia mengecam keras Amerika Serikat (AS) dan NATO karena membantu Ukraina dengan senjata dan latihan militer bersama. Presiden Putin juga menyatakan keprihatinan atas rencana beberapa anggota NATO untuk mendirikan pusat pelatihan militer di Ukraina karena akan memfasilitasi pijakan militer di kawasan itu bahkan tanpa Ukraina bergabung dengan NATO.

Rusia dalam tuntutan keamanannya mengatakan bahwa mereka tidak ingin Ukraina menjadi negara anggota NATO dan ingin menghentikan semua latihan NATO di dekat perbatasannya, serta penarikan pasukan NATO dari Eropa Tengah dan Timur. Perlu dicatat bahwa masuknya Ukraina ke NATO akan membutuhkan persetujuan bulat dari 30 negara anggotanya.

Selain itu juga, Rusia memandang Ukraina sebagai bagian dari ‘lingkup pengaruhnya’ sebuah wilayah, bukan negara merdeka. Namun, AS dan NATO telah menolak tuntutan Rusia. Barat mendukung Ukraina dan berjanji akan menyerang Rusia secara finansial jika pasukannya maju ke Ukraina

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru