21 Murid Sekolah Dasar di Myanmar Luka-luka Akibat Serangan Mortir
digtara.com | RAKHINE – Sebuah bangunan sekolah dasar di Kota Buthidaung, Rakhine, Myanmar, dihujani mortarir oleh komplotan bersenjata. Akibatnya, 21 orang murid mengalami luka-luka.
Baca Juga:
Belum ada yang menyatakan bertanggungjawab atas serangan tersebut. Namun Kota Buthidaung memang merupakan lokasi pertempuran militer antara tentara Myanmar dengan pemberontak Tentara Arakan (AA).
Seorang guru bernama Thar Aye Maung dari desa Khamwe mengatakan kepada AFP melalui telepon bahwa sekolah mereka dihantam pada Kamis pagi hingga melukai 21 siswa.
“Satu murid perempuan terluka parah. Sedangkan yang lain mengalami luka pada tangan dan kaki,” kata dia.
Dia mengatakan seluruh korban merupakan etnis Khami, minoritas Buddha di negara bagian Rakhine.
Bupati Maungdaw, Soe Aung, membenarkan insiden itu. Namun dia menyebut jumlah korban berjumlah 19 anak.
“Tidak ada alasan untuk percaya bahwa mortir telah ditembakkan oleh militer,” kata juru bicara komando Barat Kolonel Win Zaw Oo.
Menurut dia, tentara kadang kehilangan senjata dan amunisi ketika bertempur melawan pemberontak. “(AA) menembaki desa-desa dengan peluru kami dan kemudian secara keliru menyatakan militer bertanggung jawab.”
Kelompok pemberontak bersenjata tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
AA melakukan operasi dalam beberapa bulan terakhir dengan serangkaian penculikan, pemboman, dan penggerebekan terhadap militer dan pejabat lokal.
Kemudian tentara membalas dengan keras, serta mengerahkan ribuan pasukan ke daerah itu.
Wilayah utara negara bagian Rakhine juga menjadi lokasi serangan brutal militer pada 2017. Serangan itu mengakibatkan 740.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Selama ini, sebagai kelompok etnis minoritas Muslim itu memang kerap menjadi target diskriminasi dan persekusi hingga harus kehilangan nyawa mereka.
[AS]