Militer China Minta Tambahan Anggaran Hadapi AS
digtara.com – Dikabarkan para pemimpin militer China tengah berupaya keras agar anggaran militer mereka ditingkatkan saat diumumkan di Kongres Rakyat Nasional yang dimulai pada hari Jumat mendatang.
Baca Juga:
Sementara menurut seorang sumber South China Morning Post menyebut, alasan kenaikan anggaran adalah China membutuhkan lebih banyak sumber daya
untuk mengatasi tantangan yang tidak stabil di dalam dan luar negeri. Akan tetapi, daftar alasan teratas adalah konfrontasi yang berkembang dengan AS.
Mengutip South China Morning Post, hubungan China-AS telah mencapai titik terendah di tengah perang dagang.
Pertengkaran atas kebebasan sipil dan Taiwan, serta konflik atas klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.
Ada pula perselisihan soal asal-usul pandemi Covid-19 antara Beijing dan Washington.
Dari sudut pandang Beijing, ancaman militer muncul di ambang pintu di mana pesawat pembom AS melakukan sekitar 40 penerbangan di atas wilayah yang diperebutkan di Laut China Selatan
Dan China Timur sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat lebih dari jumlah penerbangan pada periode yang sama tahun 2019.
Kapal perang Angkatan Laut AS juga telah berlayar di daerah itu pada periode yang sama.
Beijing merasa ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh AS dan negara-negara asing lainnya meningkat.
Sehingga Tentara Pembebasan Rakyat menginginkan peningkatan anggaran
“Mendukung modernisasi militer dan pelatihan siap tempurnya,” kata Song Zhongping, seorang komentator militer.
Meskipun ukuran sebenarnya dari anggaran pertahanan Tiongkok adalah masalah perselisihan.
Sumber dari pihak militer China mengatakan bahwa PLA akan ingin menyamai atau melampaui tingkat pertumbuhan 7,5% tahun lalu karena ketegangan meningkat di beberapa bidang, termasuk gesekan dengan Taiwan.
Meski pertumbuhan pengeluaran militer itu tidak tampak aneh, namun hal tersebut bertolak belakang dengan kondisi ekonomi domestik China yang sangat terpukul oleh wabah virus corona dan ancaman resesi global.
Di mana pada akhir Maret, bank investasi China International Capital Corporation memangkas perkiraan pertumbuhan PDB riilnya untuk China pada 2020 menjadi 2,6% dari 6,1% pada Januari.