Korban Tewas Ledakan Beirut Capai 135 Orang
digtara.com – Sebanyak 135 orang korban dilaporkan tewas dalam ledakan besar di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020 kemarin. Ledakan itu juga melukai 4 ribu orang lainnya.
Baca Juga:
Presiden Lebanon, Michel Aoun mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas insiden itu. Sejumlah pejabat pelabuhan Beirut pun kini ditempatkan di bawah tahanan rumah sambil menunggu penyelidikan terkait ledakan tersebut.
Michel Aoun mengungkapkan, ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di sebuah gudang. Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian dan sebagai bahan peledak.
Kepala Bea Cukai Badri Daher mengatakan, pihaknya menyerukan agar bahan kimia itu dipindahkan, tetapi hal itu tidak dilakukan.
“Kami serahkan kepada ahli untuk menentukan alasannya,” katanya seperti dilansir Okezone, Kamis (6/8/2020).
HUKUMAN MAKSIMAL
Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon telah berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kejadian itu. Mereka menyebut siapapun yang terlibat kelalaian akan menghadapi ‘hukuman maksimum’Â yang mungkin diberikan.
“Saya pikir itu tidak kompeten dan manajemen sangat buruk dan ada banyak tanggung jawab dari manajemen dan mungkin pemerintah sebelumnya. Setelah ledakan seperti itu kami tidak berniat untuk tetap diam mengenai siapa yang bertanggung jawab,” kata Menteri Ekonomi Raoul Nehme kepada BBC.
Sementara Menteri Penerangan Manal Abdel Samad mengatakan bahwa penahanan rumah akan berlaku bagi semua pejabat pelabuhan “yang telah menangani urusan penyimpanan amonium nitrat, menjaga dan mengurus dokumennya” sejak Juni 2014.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Amonium nitrat itu tiba dengan kapal Rhosus yang berbendera Moldova pada 2014. Kapal itu memasuki pelabuhan Beirut setelah mengalami masalah teknis selama pelayarannya dari Georgia ke Mozambik.
Menurut laporan Shiparrested, yang berurusan dengan kasus hukum kapal, Rhosus diinspeksi, dilarang pergi dan tak lama kemudian ditinggalkan oleh pemiliknya, memicu beberapa tuntutan hukum. Kargonya disimpan di gudang pelabuhan untuk alasan keamanan.
Kargo yang disimpan di gudang itulah yang kemudian tersulut percikan api ketika pekerjaan pemeliharaan dilakukan pelabuhan, mengakibatkan ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian Ibu Kota Beirut.
TERJADI SAAT LEBANON TERPURUK
Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif bagi Lebanon. Dengan meningkatnya infeksi Covid-19, rumah sakit sudah berjuang untuk mengatasinya. Sekarang, mereka dihadapkan dengan perawatan ribuan orang yang terluka.
Lebanon juga mengalami krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990, dan ketegangan sudah tinggi dengan demonstrasi jalanan melawan pemerintah. Orang-orang harus berurusan dengan pemadaman listrik harian, kurangnya air minum yang aman dan layanan kesehatan masyarakat yang terbatas.
Negara itu mengimpor sebagian besar makanannya dan sejumlah besar biji-bijian yang disimpan di pelabuhan telah hancur yang menyebabkan kekhawatiran akan kerawanan pangan yang meluas. Masa depan pelabuhan itu sendiri diragukan karena kerusakan yang ditimbulkan.
Presiden Aoun mengumumkan bahwa pemerintah akan mengeluarkan 100 miliar lira dana darurat tetapi dampak ledakan pada ekonomi diperkirakan akan bertahan lama.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=uiTnSWSX0BA
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel YoutubeDigtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Korban Tewas Ledakan Beirut Capai 135 Orang