Kematian 17 Lumba-lumba di Pantai Mauritius Tuai Pro Kontra
digtara.com – Setidaknya 17 lumba-lumba ditemukan mati terdampar di pesisir Mauritius, sehingga memunculkan perdebatan soal apakah kejadian ini disebabkan oleh tumpahan minyak baru-baru ini. Kematian 17 Lumba-lumba di Pantai Mauritius Tuai Pro Kontra
Baca Juga:
Pegiat lingkungan mengatakan kematian mereka disebabkan oleh tumpahan minyak dari kapal milik perusahaan Jepang atau karena otoritas yang menenggelamkan sebagian kapal.
Namun menteri perikanan mengatakan bahwa “jika dilihat sekilas” kematian mereka tidak ada hubungannya dengan tumpahan minyak.
Ia mengatakan, setidaknya dua lumba-lumba memiliki bekas gigitan hiu.
Bangkai lumba-lumba itu kini tengah diautopsi.
Lumba-lumba mati jarang ditemukan dalam jumlah banyak dalam waktu yang bersamaan. Dua bangkai lumba-lumba ditemukan pada Mei 2019.
Ini adalah laporan kematian lumba-lumba pertama sejak minyak tumpah dari kapal. Sebelum ini, banyak ikan dan kepiting ditemukan mati.
Terdamparnya lumba-lumba di pantai membuat marah sejumlah warga.
“Bangun di pagi hari ini untuk melihat banyak lumba-lumba mati di pantai kami lebih buruk dari mimpi buruk,” kata Nitin Jeeha, seorang warga seperti dikutip dari BBC, Senin 31 Agustus 2020.
Meskipun banyak lumba-lumba ditemukan mati, beberapa ditemukan terdampar di pantai dalam kondisi lemah atau sekarat.
“Saya sudah melihat sekitar delapan sampai sepuluh lumba-lumba mati. Apakah ada lebih banyak di laguna?”
Apakah ini disebabkan oleh tumpahan minyak?
Aktivis lingkungan mengatakan kepada BBC kematian mereka disebabkan oleh tumpahan minyak.
Kapal MV Wakashio menabrak terumbu karang pada 25 Juli di Pointe d`Esny, tempat yang dikenal sebagai suaka bagi satwa liar langka.
Area tersebut mencakup lahan-lahan basah yang ditetapkan sebagai lokasi penting internasional oleh konvensi lahan basah Ramsar.
Oceanografer Vassen Kauppaymuthoo mengatakan lumba-lumba tersebut mencium bau bahan bakar.
“Dalam opini saya, situasi ini akan terus memburuk seiring dengan berjalannya waktu,” katanya seperti dilansir dari media setempat.
Pegiat lingkungan Sunil Dowarkasing mengatakan penyebab kematian lumba-lumba tersebut antara tumpahan minyak dari kapal Jepang tersebut atau penenggelaman haluan kapal oleh otoritas minggu lalu.
“Penenggelaman itu mungkin mengganggu mamalia laut di habitat alami mereka. Akan ada dampak setelahnya, dan ini baru permulaan,” kata Dowarkasing.
Greenpeace Afrika telah memperingatkan bahwa “ribuan” spesies hewan “berada dalam risiko tenggelam di tengah polusi laut, dengan konsekuensi yang buruk bagi ekonomi, ketahanan pangan, dan kesehatan Mauritius.”
Namun Sudheer Maudhoo, menteri perikanan Mauritius, mengatakan tes awal pada lumba-lumba mengindikasikan tidak ada kaitan antara tumpahan minyak dengan kematian lumba-lumba.
Ia mengatakan terdapat gigitan hiu di setidaknya dua lumba-lumba, namun tes lanjutan masih dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyebab kematian mereka.
[ya]Â Kematian 17 Lumba-lumba di Pantai Mauritius Tuai Pro Kontra