Siswa SMK Hadang Mobil Polisi dan Ngamuk-ngamuk
Digtara.com | MEDAN – Beredar sebuah video seorang siswa SMK yang mengenakan pakaian merah maron berdurasi 3 menit 25 detik menjadi viral di media sosial setelah ia tidak terima dirazia polisi di kawasan Jalan Brigjen Katamso, Selasa (13/8) lalu.
Baca Juga:
Terlihat dari video itu, ia tampak marah-marah tidak terima ditilang karena tidak memakai helm Standar Nasional Indonesia (SNI). Petugas juga berusha menenangkannya, namun ia berontak dan berteriak dengan mengatakan, “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kenapa tidak ada keadilan bagi saya, coba tanya sama Tuhan,” teriaknya.
Lalu, emosinya kemudian memuncak ketika seorang pengendara sepeda motor melintas tidak menggunakan helm, dan dibiarkan petugas kepolisian yang razia. Tiba-tiba ia melemparkan helmnya dan berteriak “mana keadilan, mana keadilan,” ucapnya.
Melihatnya terus berteriak, polisi lantas pergi meninggalkanya. Tidak terima ditinggalkan siswa ini pun menghadang mobil polisi yang hendak lewat, sambil terus meneriaki polisi.
Warga yang melihat aksinya tersebut langsung menangkan siswa untuk dibawa ke pinggir jalan.
Menanggapi hal tersebut, Kanit Lantas Polsek Medan Kota, Iptu AW. Nasution saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut.
“Benar, itu kejadiannya pada Selasa (13/8) kemarin sore,” katanya.
Dia mengatakan siswa tersebut diketahui berinisial M seorang siswa kelas 2 SMK di Kota Medan. Pada saat razia itu diri yang dari arah persimpangan Jalan Sakti Lubis hendak ke Jalan Pelangi. Namun, saat di simpang Jalan Avros ia berhenti dan menanyakan apakah razia tersebut resmi atau tidak.
“Jadi, pas razia itu dia tidak ada kami stop. Kemudian dia berhenti di depan saya menanyakan surat perintah dan plang razia, saya tunjukkan semuanya. Tapi, dia langsung mengamuk macam kesurupan. Padahal tidak ada kami menilang dia,” jelasnya.
“Karena ia emosi, kami tilang dia karena surat-surat kendaraan tidak ada. Kami tanya STNK, SIM tidak ada. Pas kami tilang itu kembali lagi dia emosi kami biarkan aja la dia emosi. Sudah kami tenangkan dia tetap tidak terima,” terang AW. Nasution.
Masih kata AW. Nasution, sehari setelah kejadian, pihak kepolisian kemudian memberitahukan kejadian ini kepada pihak keluarga dan sekolah.
“Rabu (14/8) kemarin anak itu bersama keluarga dan gurunya sudah mengklarifikasi kejadian. Dan ia juga mengakui kesalahannya dan tidak akan mengulangi kejadian itu lagi,” tambahnya.