Tudingan BPN 02 Rawan Merusak Kondusifitas Sumut Jelang Pemilu 2019
digtara.com | MEDAN – Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebutkan salah satu gangguan terbesar bagi Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandiaga Uno di Sumatera Utara adalah intimidasi dari institusi tertentu yang sangat keras. Penggunaan aparatur negara, pemerintah daerah menjadi tantangan bagi mereka untuk upaya memenangkan pasangan capres-cawapres nomor 02 tersebut.
Baca Juga:
Dahnil menyebutkan, bentuk-bentuk intimidasi tersebut merupakan tantangan bagi pendukung mereka dan simpatisan mereka. Ia pun mengingatkan agar upaya-upaya intimidasi tersebut segera dihentikan.
” Saya ingatkan baik itu Pemda, aparatur hukum, Kepolisian, tentara berlaku netral saja. Jangan sampai masyarakat melakukan pembangkangan. Ini sangat berbahaya,” sebut Dahnil.
Menanggapi hal itu, Wakil Direktur Relawan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi – KH Ma’ruf Amin Provinsi Sumut Sahat Simatupang mengaku tak habis fikir. Menurut Sahat, lontaran pernyataan tanpa bukti bisa merusak suasana kondusif menjelang Pemilu dan Pilpres 17 April 2019 di Sumut.
” Menuding secara massif pemerintah daerah, aparatur sipil negara, Polri dan TNI tidak netral di Pemilu dan Pilpres namun tidak melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merupakan tindakan diluar aturan undang – undang.” kata Sahat, Sabtu 23 Februari 2019.
Sahat menantang Dahnil dan BPN Prabowo untuk ‘menunjuk hidung’ aparatur negara di Sumut yang tidak netral.” Saudara Dahnil sebut saja siapa – siapa aparatur sipil negara maupun TNI/Polri yang tidak netral itu. Kita sama – sama laporkan ke Bawaslu. Jangan memainkan opini liar dan propaganda seperti tuduhan tujuh kontainer surat suara yang disebut sudah dicoblos, Ratna Sarumpet dianiaya dan lainnya namun nyatanya hoax.” kata Sahat yang juga Ketua Umum DPP Relawan Indonesia Kerja (RIK).
Sahat menilai pernyataan Dahnil mirip dengan pernyataan Gus Irawan Pasaribu Ketua BPN Prabowo – Sandi Sumut, tentang kepala lingkungan yang disebut Gus Irawan diintimidasi polisi.” Itu yang saya katakan tadi, mereka menuding secara massif pemerintah, KPU, Polri/TNI tidak netral. Pernyataan Dahnil dan Gus Irawan sama saja, tidak berdasar dan hanya opini liar.” ujar Sahat.[JNI]