Kamis, 06 Februari 2025

JPPR Sumut: Kericuhan Di Haul NU Efek Hasutan Kebencian

Redaksi - Kamis, 28 Februari 2019 10:09 WIB
JPPR Sumut: Kericuhan Di Haul NU Efek Hasutan Kebencian

digtara.com | MEDAN – Kericuhan yang terjadi pada lokasi acra Tabliq Akbar dan Tausiah serta pelantikan pengurus IPNU dan IPPNU yang menjadi agenda dalam peringatan Hari Ulang Tahun (Haul) Nadhlatul Ulama (NU) ke 93 di Tebing Tinggi pada Minggu (27/2/2019) lalu, terindikasi menjadi imbas dari seringnya pihak-pihak tertentu menyampaikan ujaran ataupun hasutan untuk membenci institusi tertentu di Sumatera Utara.

Baca Juga:

Hal ini disampaikan Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) Sumatera Utara, Darwin Sipahutar.

“Sudah terlalu banyak hasutan-hasutan ujaran kebencian yang disuarakan. Dan efeknya adalah kejadian yang terjadi di Tebing Tinggi kemarin,” katanya saat ditemui di Medan, Kamis (28/2/2019).

Saat ini menurut Darwin, mereka sangat miris melihat berbagai upaya yang dilakukan oleh para politisi untuk memenangkan kontestasi Pemilu 2019. Dari hasil pencermatan mereka, salah satu aksi seperti ini yakni seperti yang dilakukan oleh Romo Syafii saat menghadiri ‘Apel Siaga 222 Lawan Kriminalisasi/Kecurangan-Deklarasi Pilkada Damai’ yang digelar di Depan Masjid Raya Al Mashun, Medan, pada Jumat 22 Februari 2019 lalu.

Menurutnya hal tersebut juga berisi unsur hasutan untuk tidak mempercayai penyelenggara pemilu.

“Karena disitu sudah dibentuk opini untuk melawan kriminalisasi dan kecurangan pada pemilu. Pertanyaannya adalah kriminalisasi dan kecurangan yang mana? pemilu kan belum digelar?. Nah narasi-narasi seperti ini yang menurut kami pantas diduga sebagai bentuk hasutan,” sebutnya.

Masih berkaitan dengan dugaan hasutan, Darwin menyebutkan dalam beberapa kegiatan pertemuan yang melibatkan kelompok tertentu, juga sering muncul upaya-upaya untuk menghasut peserta membenci salah satu institusi.

“Masih pada kegiatan apel siaga 222 Jumat lalu, kami mencermati ada juga pernyataan yang menurut kami tidak sesuai dengan konteks kegiatan. Dimana beberapa tokoh yang masih menjabat pejabat negara seperti Romo Syafii justru menuding adanya intimidasi yang dilakukan oleh aparat. Bahkan beliau menyampaikan akan membuat perhitungan. Ini kan pernyataan yang bisa memunculkan opini yang salah ditengah masyarakat,” ujarnya.

Menurut Darwin, hal-hal seperti ini akan menimbulkan dampak yang sangat luas ditengah masyarakat terutama pada tahun politik jelang Pemilu 2019 ini. Karenanya ia berharap, pihak kepolisian harus melihat kondisi ini dan segera melakukan langkah pencegahan agar hasutan-hasutan seperti ini tidak membuat kondusifitas masyarakat menjadi terancam.[JNI]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru