Ini 9 Poin Rekomendasi Pertemuan Santri dan Ulama di Medan
digtara.com | MEDAN – Ratusan Santri, Dai dan pimpinan pondok pesantren yang ada di Sumatera Utara, menggelar pertemuan di Emerald Hotel Medan, Sabtu (11/5/2019).
Baca Juga:
Pertemuan ini dilakukan dalam rangka mempererat silaturahmi sekaligus memperkuat peran serta ulama dalam mempersatukan umat. Penguatan peran ulama dinilai penting khususnya di tengah kondisi keterbelahan umat akibat kontestasi politik nasional belakangan ini.
“Kita ingin ulama menjadi juru damai di tengah keterbelahan umat. Bukan justru jadi pemain,”ujar Ketua Forum Pesantren dan Dai Bersatu Sumatera Utara (Forpemda), Rudi Suntari, yang menginisiasi pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan itu, para santri, dai dan ulama membuat 9 poin rekomendasi. Adapun sembilan rekomendasi tersebut adalah:
- Mendukung kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan keputusan KPU terkait pemilu 2019.
- Mendukung menciptakan situasi damai di bulan suci ramadhan.
- Mengharapkan kepada politisi yang keberatan dengan hasil pemilu 2019 agar menyampaikannya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan mengikuti proses hukum dengan tertib.
- Mengimbau kepada masyarakat kembali menjalin persaudaraan, persahabatan, persatuan dan kesatuan serta menghindari fitnah, opini dan interpretasi sendiri terkait situasi saat ini demi menjaga kesucian bulan suci ramadhan sesudah penyelenggaran pemilu 2019.
- Memanfaatkan momentum bulan suci ramadhan sebagai wadah positif, saling bermaaf-maafan, saling mencairkan perselisihan, kembali bersatu rukun dan damai dalam mencintai agama dan negara.
- Menolak politisasi dan penyalahgunaan dari ijtima’ ulama untuk kepentingan politik praktis yang dapat memecahbelah ukhuwah islamiah dan persatuan bangsa serta membangun upaya-upaya inkonstitusional terhadap ideologi Pancasila dan UUD 1945.
- Mengajak para alim ulama yang tidak arif bijaksana dan tidak menggunakan Qur’an dan sunah sebagai sumber cara berfikir dan berbicara serta tidak Rasulullah SAW sebagai suri tauladan utama untuk kembali kejalan yang benar untuk bersama-sama untuk membangun bangsa.
- Menyadari sepenuhnya bahwa negara ini warisan para ulama dan pejuang nasionalis dimasa perebutan kemerdekaan republik Indonesia. Oleh karena itu ulama Sumatera Utara menjadi garda terdepan untuk menjaga keutuhan bangsa dan NKRI serta melawan siapapun yang memecah belah umat dan mempelopori makar.
- Menjadikan bulan suci Ramadhan yang mulia ini penuh berkah ini sebagai momentum untuk memperkuat silaturahmi dan ukhuwah islamiah, ukhuwah wathonia dan ulama serta Umara serta warga bangsa demi persatuan dan kesatuan NKRI dan UUD 1945.
[AS]