Jumat, 22 November 2024

Stunting Jadi Perhatian Elemen Masyarakat NTT

Imanuel Lodja - Rabu, 02 Oktober 2019 08:00 WIB
Stunting Jadi Perhatian Elemen Masyarakat NTT

digtara.com | KUPANG – Masalah stunting atau gangguan pertumbuhan bayi di bawah 1.000 hari menjadi masalah nasional dan juga menjadi perhatian elemen masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga:

Tinggi nya angka stunting di wilayah NTT menjadi fokus perhatian Dharma Wanita Persatuan (DWP) pusat maupun Provinsi NTT. DWP pun menggandeng Kementerian Kesehatan RI melakukan orientasi optimalisasi gerakan masyarakat hidup sehat dan keluarga sehat (Germas) serta pencegahan stunting bagi DWP Provinsi NTT.

Kegiatan yang digelar di hotel Sasando Kupang, Rabu (2/10/2019) dibuka kepala biro organisasi Setda NTT, Bartol Badar mewakili gubernur NTT, Dr Viktor Bungtilu Laiskodat, SH.

Penandatanganan komitmen ini dilakukan Kepala Biro Organisasi setda NTT, Bartol Badar, Ketua umum DWP Pusat, Ny Wien Ritola Tasmaya, Ketua DWP Provinsi NTT, Ny Bertha Salem-Ladju dan pihak Kementerian Kesehatan RI.

Ketua DWP NTT, Ny Bertha Salem-Ladju disela-sela kegiatan ini mengakui kalau kegiatan tersebut merupakan kegiatan DWP pusat kerjasama dengan Kemenkes RI. DWP sendiri merupakan organisasi besar karena anggota nya tidak direkrut dan tidak dilamar, tapi organisasi istri Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tersebar dari pusat hingga kelurahan serta menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan.

“Istri ASN wajib mensukseskan program nasional terutama mensejahterakan masyarakat. DWP juga harus berperan aktif agar dpaat meningkatkan kemandiran,” ujarnya.

Sebagai program dari bidang sosial budaya, masalah stunting adalah masalah gizi kronis karena asupan makanan tidak sesuai asupan gizi sehingga tinggi anak jauh lebih pendek karena kurang nya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama.

DWP NTT mengajak semua anggota dan organisasi perempuan untuk peduli pada masalah stunting karena ibu adalah pelopor bangsa. Optimalisasi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan anggota dan pengurus DWP untuk memiliki rumah pangan lestari.

Sosialisasi tersebut diikuti 220 orang. Semenntara pada Kamis (3/10/2019) dilakukan orientasi fasilitator rumah pangan lestari diikuti 40 orang di Kelurahan Manutapen Kecamatan Alak Kota Kupang sertapenyerahan bantuan kepada DWP kabupaten Kupang dan Kota Kupang.

DWP dalam pelaksanaan tugasnya membantu program pemerintah untuk pencegahan stunting.
Kepala Biro Organisasi Setda NTT, Barto Badar menilai kegiatan oleh DWP adalah kegiatan penting karena saat ini NTT diperhadapkan pada masalah kesehatan dan stunting.

“Visi NTT bangkit dan NTT sehat akan terwujud jika ada sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif,” ujarnya.

Pemerintah provinsi NTT mengapresiasi pada DWP dan jajaran yang memberi perhatian khusus pada maslaah stunting karena pemerintah tidak bisa jalan sendiri sehingga perlu keikutsertaan secara aktif komponen lain dan DWP menjadi kunci mengatasi secara cepat masalah stunting.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Imanuel Lodja
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Pj Bupati Langkat Dorong Sinergitas antar OPD dalam Evaluasi Penurunan Stunting 2024

Pj Bupati Langkat Dorong Sinergitas antar OPD dalam Evaluasi Penurunan Stunting 2024

Balita Stunting dan Kaum Difabel di Kabupaten Kupang Dapat Bantuan dari Polres Kupang

Balita Stunting dan Kaum Difabel di Kabupaten Kupang Dapat Bantuan dari Polres Kupang

Pj.Bupati Langkat ajak Keroyokan Penangan Stunting di Langkat

Pj.Bupati Langkat ajak Keroyokan Penangan Stunting di Langkat

Polri di Polsek Wolowaru Berkomitmen Dukung Penanganan Stunting

Polri di Polsek Wolowaru Berkomitmen Dukung Penanganan Stunting

Peduli Stunting di Langkat, Syah Afandin Terima Penghargaan Tribunmedan.com

Peduli Stunting di Langkat, Syah Afandin Terima Penghargaan Tribunmedan.com

Plt Bupati Langkat:  Diperlukan Keterlibatan Semua Pihak Turunkan Angka Stunting

Plt Bupati Langkat:  Diperlukan Keterlibatan Semua Pihak Turunkan Angka Stunting

Komentar
Berita Terbaru