Teori Konspirasi Virus Korona: Berasal Dari Wuhan, Dibuat Oleh Bill Gates
digtara.com – Teori konspirasi selalu muncul dalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali seputar virus Korona. Sifat alamiah otak manusia memang membuatnya selalu tampak menarik dan bikin penasaran. Berikut ini, 9 Teori Konspirasi Virus Korona yang belum tentu benar, tapi sudah tersebar.
Baca Juga:
Psikiater dari RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan teori konspirasi tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan. Karena mengabaikan fakta-fakta atau bukti yang ada. Disebutnya, teori konspirasi hanya sebatas mengandalkan argumen seseorang saja.
Tak terkecuali, kemunculan virus Korona juga memunculkan berbagai argumen yang beragam. Virus ini pun diklaim sebagai sebuah teori konspirasi.
Apa saja teori konspirasi yang sempat ramai soal Korona? Berikut 5 teori konspirasi dengan bantahannya.
1. Berasal dari laboratorium Wuhan
Muncul pertama kali di Wuhan, virus Korona diyakini merupakan senjata biologis dari Wuhan, China. Senjata ini sengaja dilepaskan dari sebuah laboratorium dengan tujuan menyerang negara lain. Namun, hasil penelitian menyebutkan bahwa virus Korona ditularkan secara alami dari hewan seperti kelelawar.
Pernyataan Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research bisa menjadi bantahannya.
“Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus Corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami,” kata Kristian Andersen.
2. Virus Corona menyebar lewat jaringan 5G
Tak hanya itu, virus Korona juga disebut-sebut menyebar melalui jaringan 5G. Dampaknya, banyak orang yang akhirnya merusak beberapa tower 5G.
Informasi ini menyebabkan beberapa tower 5G di Inggris rusak karena dibakar oleh masyarakat. Orang yang membakar tower 5G tersebut termakan teori konspirasi yang menyebutkan jaringan 5G bisa menyebarkan virus Korona atau COVID-19.
Dilansir dari South China Morning Post, nama tersebut diganti menjadi “Wuhan-400†ketika buku dicetak ulang pada tahun 1989.
Di novel tersebut, virus diceritakan menjadi senjata biologis dan memiliki tingkat kematian 100 persen. Orang-orang akan mati hanya dalam 12 hingga 24 jam. Berbeda dengan COVID-19 yang memiliki masa inkubasi hingga 14 hari dan tingkat kematian sekitar enam persen di dunia.
Dean Koontz memang mendeskripsikan virus tersebut dengan sangat nyata di novelnya. Namun sekali lagi, itu hanyalah karangan fiksi. Jadi tidak perlu terlalu mempercayainya.
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.