Kibarkan Bendera Putih, Pekerja Musik Kota Medan Harapkan Solusi dari Pemko
digtara.com – Solidaritas Pekerja Musik Indonesia (SPMI) menggelar aksi di Simpang Mesjid Raya Medan, Selasa 3-10 Agustus 2021. Kegiatan berupa penggalangan dana melalui acara live musik, sebagai dukungan terhadap PPKM Kota Medan, sekaligus mengibarkan bendera putih sebagai simbol menyerah dengan keadaan saat ini.
Baca Juga:
Melalui aksi ini, para pekerja musik berharap kepedulian pemerintah, khususnya Pemko Medan, terhadap nasib para pekerja musik yang terdampak pandemi Covid-19.
“Pekerja musik mengharapkan solusi dari pemerintah, khususnya Pemko Medan,†ungkap Ketua SPMI Rahmad Kurnia, Jumat (6/8/2021).
Menurut Rahmad, saat ini banyak pekerja musik, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sudah sangat berat. Terusir dari rumah kontrakan, gara-gara tak sanggup membayar.
Dia mengatakan, pandemi dan penerapan PPKM membawa dampak yang sangat besar bagi pekerja musik. Minimnya kegiatan event organizer di tengah upaya penerapan protokol kesehatan (prokes), tutupnya sejumlah cafe dan tempat hiburan serta hotel, membuat nasib para pekerja musik makin terpuruk.
“Kami menyerah. Tapi dapur harus terus mengepul,†kata Rahmad Kurnia.
Rahmad menambahkan, para pekerja musik bukan seperti selebriti di ibu kota. Para musisi Kota Medan banyak bergantung dari kegiatan event organizer, acara di hotel, cafe, restauran, tempat hiburan dan pagelaran acara lainnya, yang justru sangat terimbas dengan penerapan PPKM saat ini.
Sementara itu, salah seorang tokoh pemuda Kota Medan, Wendy M Tanjung SH, yang juga Ketua DPK KNPI Medan Area, menyatakan keprihatinnya terhadap nasib yang dialami para pekerja musik, khususnya Kota Medan, saat PPKM tengah berlangsung.
“Semua sektor merasakan dampak pandemi, khususnya saat pemberlakuan PPKM Level 4 saat ini. Banyak yang kehilangan pekerjaan,” ujar Wendy yang juga dikenal sebagai salah seorang advokat di Bintang Abadi Law Firm.
“Para pekerja musik banyak yang menganggur saat ini. Rendahnya hunian hotel, bahkan ada yang tutup, cafe yang terkena penerapan prokes, memberi jmbas kehilangan mata pencarian para pekerja musik,” ungkap Wendy yang juga dikenal sebagai aktivis sosial melalui berbagai kegiatan di Komunitas Satu Hati.
“Solusi. Harus ada solusi nyata dari pemerintah, khususnya Pemko Medan terhadap nasib para pekerja musik. Demikian juga DPRD Medan, perlu ada gebrakan nyata. Karena ini urusan dapur keluarga, urusan perut rumah tangga,” harap Wendy. (*)