Publikasi Danau Toba, Forlispar Prioritaskan Aspek Ekonomi
MEDAN – Usai menggelar workshop selama dua hari dengan dengan tema Menggali Narasi Toba secara marathon, para pekerja media yang tergabung dalam Forum Jurnalis Pariwisata sampai pada suatu kesimpulan.
Baca Juga:
Mereka akan menjadikan aspek ekonomi sebagai salah satuperspektif yang akan dikedepankan dalam publikasi-publikasi terkait denganDanau Toba.
“Dari berbagai paparan dan tanggapan yang berkembangpada hari kedua workshop ini, kita akui bahwa aspek ekonomi masih minimdinarasikan dalam publikasi-publikasi mengenai Danau Toba,” ungkap PrayugoUtomo, Ketua Forum Jurnalis Pariwisata (Forlispar) seusai workshop, Jumat(14/12).
Baca juga :
- Sudah 3 Tahun Pemkab Samosir Tarik Diri Jadi Peserta FDT, Ada Apa Ya?
- Polrestabes Medan Buru DPO Pencuri Modus Pecah Kaca Mobil
- Tim Auditor BPK Sumut ‘Ditinju’ Bos Proyek di Nias Utara
Atas dasar itu, lanjutnya, Forlispar sepakatmerekomendasikan perspektif ekonomi sebagai salah satu yang dikedepankan padaberbagai publikasi mengenai Danau Toba. Meliputi pemberitaan berbentuk tulisandan foto serta produk-produk jurnalistik lain seperti feature dan indepth.
Mei Leandha, Pemerhati Pariwista Sumut yang menjadi salahsatu pembicara pada hari kedua workshop menuturkan, sebagai obyek wisata, DanauToba memiliki begitu banyak dimensi ekonomi yang dapat diangkat dalam sebuahproduk jurnalistik yang menarik.
Sebenarnya, karena potensi itu juga, Pemerintah berkeinginanmenjadikan kawasan Danau Toba sebagai salah satu sentra ekonomi daerah dannasional sehingga membentuk lembaga khusus bernama Badan Pelaksana OtoritaDanau Toba (BPODT).
Namun selama ini dia melihat publikasi yang mewarnai wacanapublik di Tanah Air dan dunia internasional masih jauh lebih banyak yangbersifat negatif. Tidak heran jika dari sisi investasi, kawasan wisata DanauToba belum menjadi tujuan penanaman modal yang menarik.
“Coba kita lihat belakangan ini, yang lebih dominan,berita ikan mati, musibah, festival yang gagal dan publikasi kelam lainnya.Sangat sulit kita menemukan publikasi mengenai potensi ekonomi Danau Toba.Padahal, itu yang lebih ingin diketahui investor yang akan ikut mengembangkanpariwisata Danau Toba,” papar Mei Leandha.
Bukan hanya indah, kawasan Danau Toba juga terdiri dariberbagai wilayah yang subur serta menyimpan banyak cerita rakyat (folklore),ragam adat istiadat dan kearifan lokal lainnya.
Jika itu semua dapat dikemas menjadi potensi ekonomi dandipublikasikan dengan baik, dia optimistis akan mampu menyedot minat investordan wisatawan dunia.
Baca juga :
- Tobasa Diterjang Longsor| Dikabarkan 2 Orang Tewas, 2 Luka dan 9 Hilang
- Kesaktian JR Saragih Hingga Kasusnya Kedaluarsa di Kejati Sumut
Publikasi keekonomian Danau Toba, kata Prayugo, juga akandiperkuat dengan komitmen Forlispar untuk memperbanyak produk-produk videografiyang lebih tajam.
Dia yakin, para jurnalis televisi yang menjadi anggotaForlispar dapat meningkatkan kualitas produk visualnya dan ini menjadiprioritas lain yang akan mereka lakukan, secara organisasi.
Sebelumnya, Amrizal, wartawan senior media televisi nasionalyang juga menjadi pembicara mengungkapkan, Danau Toba memiliki begitu banyakspot yang sangat menarik.
Dia tidak mempersoalkan teknik pengambilan visual. Hanyasaja, katanya, pada umumnya pewarta televisi sangat jarang menyorotnya denganlebih detil sehingga belum menyentuh keunikan obyek.
Sehari sebelumnya, workshop Menggali Narasi Toba lebihbanyak disuguhkan dengan paparan yang menyentuh budaya dan kebijakan olehsejumlah pembicara seperti Antropolog USU, Fikarwin Zuska, dan PemerhatiPariwisata Sumut, Bersihar Lubis.
Workshop ini merupakan salah satu program kerja dariForlispar yang menjadi mitra kerja BPODT dalam upayanya mengembangkanpariwisata kawasan Danau Toba. (*)