Ketiga Kalinya, Dokter Dewa Ayu Made Dwi Suswati Pimpin WHDI NTT
digtara.com – Dokter Dewa Ayu Made Dwi Suswati kembali terpilih menjadi ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi NTT masa bakti 2023-2028.
Baca Juga:
Ia terpilih secara aklamasi dalam musyawarah provinsi (Musprov) yang digelar akhir pekan lalu di hotel Amaris Kupang.
Keterpilihan ini menjadikan dokter pada rumah sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang ini memimpin WHDI NTT untuk ketiga kalinya.
Musprov WHDI kali ini mengusung tema ‘Menjadi wanita tangguh dan berdaya saing, berpartisipasi dalam pembangunan nasional’.
Kegiatan selama dua hari ini diikuti pengurus WHDI Provinsi NTT dan utusan kabupaten/kota se provinsi NTT.
Ada 65 orang peserta Musprov yakni pengurus WHDI NTT ditambah perwakilan WHDI kota Kupang, serta perwakilan dari 9 kepengurusan kabupaten yang hadir yakni WHDI Kabupaten TTU, TTS, Alor, Sumba Tengah, Sumba Barat, Ende, Sikka dan Flores Timur.
Sebelum Musprov dibuka juga dilakukan sosialisasi dan seminar tentang gender dan permasalahan stunting serta penangananya.
Dalam pidato sambutannya, ketua WHDI NTT menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk memikul tanggung jawab ini untuk ke 3 kalinya.
“Mari kita semua bekerja dengan ikhlas, menjaga kekompakan. Tugas ini adalah tugas yang berat, jangan dijadikan sebagai beban. Kalau kita niatkan dengan baik, pasti akan ada jalan keluarnya,” ujar dokter Ayu, sapaan akrabnya.
Ia juga minta agar pengurus WHDI harus bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi benturan dalam keluarga, masyarakat maupun agama. “Karena tugas kita adalah menjalankan Dharma Agama (kewajiban terhadap agama), Dharma negara (kewajiban terhadap negara/masyarakat/tugas profesi) juga kewajiban terhadap keluarga. Semua harus bisa berjalan dengan seimbang,” ujar dokter Ayu yang juga pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Kupang ini.
Ketua WHDI NTT dr. Dewa Ayu Suswati juga menyampaikan kalau saat ini baru terbentuk 15 kepengurusan WHDI kota dan kabupaten dari 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, sehingga masih ada tugas lanjutan untuk membentuk kepengurusan baru di NTT.
Musprov ini dibuka oleh Ketua Umum WHDI Ny. Wikanti Yogi S.Ag, M.Si yang meminta agar anggota dan pengurus WHDI harus mempunyai komitmen dan dedikasi untuk “ngayah” mengabdi untuk menjadikan wanita Hindu menjadi wanita yang cerdas dan mandiri di berbagai bidang.
“Harus mampu berpartisipasi dalam pembangunan khususnya yang menjadi primadona saat ini, menurunkan angka stunting,” ujarnya.
Selain itu harus memiliki sifat-sifat moderat dalam beragama, tidak radikal, harus bisa hidup rukun, saling menghormati, menjaga dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada.
Ketua umum WHDI yang didampingi wakil Sekjen, dr Rani Agung juga melakukan sosialisasi hasil Munas V WHDI yang baru saja berlangsung April 2023 lalu.
Pembukaan Musprov III WHDI NTT ini juga dihadiri lembaga Hindu tingkat kota Kupang dan provinsi NTT, WKRI NTT, ketua BKOW NTT, Pembimas Hindu Kanwil kementerian Agama provinsi NTT, Dra Ni Wayan Sunarsih, MM.
Pembimas Hindu Kantor wilayah kementerian Agama NTT, Dra Ni Wayan Sunarsih, MM juga meminta agar WHDI sebagai organisasi organisasi keagamaan harus mampu bersinergi.
Ia juga berharap agar WHDI jangan membuat sekat-sekat antar anggota karena anggota WHDI berasal dari etnis dan agama yang beragam.
“WHDI harus mampu menyatukan ide-ide dan pikiran yang baik dalam rangka berpartisipasi dalam pembangunan nasional,” ujarnya.
Kepada ketua terpilih, ia mengingatkan agar mampu bersinergi dengan lembaga-lembaga lainnya seperti yang sudah terjalin selama ini.
Pria juga diminta merestui kegiatan WHDI dan memberikan kesempatan kepada istri untuk terlibat dan ikut serta dalam kegiatan WHDI.
Selain itu, anak-anak sebagai generasi emas harus disiapkan dari sekarang sehingga menjadi generasi unggul dan tangguh.
Ia mengajak seluruh tokoh Hindu untuk berkontribusi nyata khususnya untuk mencegah kekerasan anak.
Diharapkan pula Musprov WHDI ini mampu membentuk wanita Hindu yang berdaya, cerdas berbudi pekerti luhur.
Musprov sendiri diisi dengan sejumlah agenda yakni pembacaan laporan umum pertanggungjawaban (LUPJ) ketua WHDI masa bakti 2018-2023.
Saat menyampaikan LUPJ, ketua WHDI NTT masa bakti 2018-2023 melaporkan sejumlah kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam kurun 5 tahun kepengurusan.
Kegiatan penting yang dilakukan WHDI NTT yakni pengukuhan dan pelantikan pengurus WHDI kabupaten di 11 kabupaten yaitu WHDi Kabupaten Alor, TTS, TTU, Rote Ndao, Flores Timur, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, Sikka yang dilanjutkan dengan pembekalan pengurus.
Terpisah, Sekretaris WHDI NTT, Dayu Nuryati menyebutkan kalau dalam masa covid-19, WHDI menyesuaikan dengan kondisi pandemi, dimana kegiatan banyak dilaksanakan secara online melalui kegiatan webinar ekonomi kreatif, dharmatula (diskusi keagamaan) yang dilaksanakan secara zoom dan lomba video tari NTT yang diikuti WHDI kota dan kabupaten, di Youtube.
WHDI juga terlibat langsung dalam Tim Hindu Peduli Covid bersama lembaga Hindu lainnya, menyalurkan bantuan ke seluruh rumah sakit yang ada di Kupang. ada pula bantuan tandon air ke 4 pasar di kota Kupang, dan bantuan pembatas meja untuk rumah sakit di kota Kupang serta bantuan-bantuan lainnya.
Musprov III juga menyusun program kerja WHDI Provinsi NTT masa bakti 2023-2028 dan memilih ketua WHDI masa bakti 2023-2028.
Ketua panitia Musyawarah provinsi III WHDI Dian Marlina, SST secara terpisah mengaku kalau selain Musprov III, panitia juga menggelar malam akrab dimana para peserta juga pembicara pusat mengenakan pakaian adat NTT beserta aksesorisnya, sehingga suasana jadi semarak dan diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh peserta.
Dr Shinta Widari, ketua WHDI kota Kupang, salah satu peserta Musprov III mengatakan sangat terkesan dengan penyelenggaraan Musprov kali ini.
“Kegiatan sangat padat, materi-materi yang diberikan sangat membantu, yang paling menarik adalah penyelenggaraan malam akrab yang membuat lebih fresh, dan lebih bersemangat,’ tandasnya.
Musprov diakhiri dengan pelantikan pengurus WHDI Provinsi NTT masa bakti 2023-2028 yang ditutup dengan prosesi mejaya-jaya, yaitu upacara secara hindu untuk memohon restu kepada Hyang Widhi agar pikiran, perkataan, tindakan dan perilaku selalu disucikan, dituntun agar selalu berjalan sesuai ajaran agama.
Dengan Upacara Mejaya Jaya dapat menguatkan lahir batin sehingga pengurus dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.