Bersama YOAM, Anak Penderita Kanker Kunjungi Rahmat Galery International
digtara.com | MEDAN – Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM) membawa belasan anak penderita kanker mengunjungi Rahmat Galery International, Jl. S. Parman Medan, kemarin. Kegiatan ini dimaksudkan guna mengurangi kejenuhan sekaligus memberikan motivasi untuk sembuh kepada anak penderita kanker.
Baca Juga:
Hadir dalam acara tersebut Konsulat Jenderal (Konjen) Singapura Richard Grosse, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Sumatera Utara Evi Diana Sitorus, perwakilan Dinas Kesehatan Sumut Sumarni Damanik, SST, M.Kes, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSUP H. Adam Malik Medan dr. Nurna Fauziah,M.Kes, pengurus Rahmat International Wildlife Museum and Gallery dr. Sylvi febriza, Sp.A, Ketua YOAM Atika Rahmi, M.Psi, pembina, penasehat dan pengurus YOAM lainnya.
Dalam kesempatan itu, Pembina YOAM, Halimah Hutagalung menyebutkan, anak penderita kanker umumnya menghadapi tekanan psikologis, diantaranya akibat rentang waktu proses perawatan dan penyembuhan penyakit kanker membutuhkan waktu yang relatif lama.
“Sedikitnya bulanan. Bahkan sebagian sampai tahunan. Ini yang membuat psikologis anak menjadi terganggu, jenuh dan semangatnya kendur untuk menjalani perobatan di rumahsakit,” ujar Halimah.
Belum lagi akibat usia penderita relatif belia, membuat mereka butuh pendampingan psikologis dan perhatian khusus.
Rekreasi melihat koleksi Rahmat International Wildlife Museum and Gallery, merupakan salah satu cara mengurangi tingkat tekanan psikologis anak penderita kanker.
“Harapan kita, mereka bisa menghilangkan suasana rumah sakit, jarum suntik dan alat medis lain dari pikirannya walau itu sesaat. Biar mereka fresh. Tadi mereka sangat senang. Bisa lihat banyak jenis binatang. Seolah mereka tidak sedang berjuang melawan kanker,” sebut Halimah.
Ketua YOAM Atika Rahmi, M.Psi mengatakan, terhitung periode Januari 2018 – Februari 2019, YOAM melakukan pendampingan psikologis kepada 99 anak penderita kanker. Semua anak menjalani perawatan di RSUP H. Adam Malik Medan.
“Anak penderita kanker kami sebut dengan istilah pejuang kanker. Selain pendampingan psikologis, untuk memudahkan akses ke rumahsakit, YOAM menyiapkan rumah tinggal sementara secara gratis bagi pejuang kanker dan keluarganya dari luar kota di Rumah Singgah Bersama. Lokasinya di belakang RSUP Adam Malik Medan,” sebut Atika.
Selain anak penderita kanker, YOAM juga membawa 9 anak yang telah sembuh dari kanker berikut orangtuanya Mereka menjadi contoh bahwa kanker bisa sembuh. Begitu juga dengan para orangtua, dapat berbagi pengalaman bagaimana merawat dan memberi perhatian khusus kepada anak yang terserang kanker.
“Ini sejalan dengan program YOAM yaitu mengedukasi dan memberikan konseling bagi orangtua penderita kanker bagaimana menghadapi, merawat dan mendampingi anak penderita kanker,” ujar Atika.
Sementara Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Sumut, Evi Diana Sitorus berpesan, orangtua yang memiliki anak penderita kanker harus punya semangat kuat mendampingi anaknya.
“Kita sebagai orangtua memang pantas sedih. Tetapi kita harus semangat. Kanker bisa sembuh asalkan berobat secara teratur,” sebut Evi.
Evi juga mengimbau semua pihak untuk membantu meringankan beban keluarga penderita kanker sebagai salah bentuk kepedulian sosial terhadap sesama.
Dalam kegjatan tersebut, YOAM juga nenyerahkan tanda pengenal (ID Card) kepada relawan peduli kanker guna memudahkan akses masuk ke RSUP H. Adam Malik Medan dalam memberikan pendampingan bagi anak penderita kanker yang sedang menjalani perawatan intensif. (REL)
MEDAN: Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM) membawa belasan anak penderita kanker mengunjungi Rahmat Galery International, Jl. S. Parman Medan, Sabtu (16/2/2019). Kegiatan ini dimaksudkan guna mengurangi kejenuhan sekaligus memberikan motivasi untuk sembuh kepada anak penderita kanker.
Hadir dalam acara tersebut Konsulat Jenderal (Konjen) Singapura Richard Grosse, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Sumatera Utara Evi Diana Sitorus, perwakilan Dinas Kesehatan Sumut Sumarni Damanik, SST, M.Kes, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSUP H. Adam Malik Medan dr. Nurna Fauziah,M.Kes, pengurus Rahmat International Wildlife Museum and Gallery dr. Sylvi febriza, Sp.A, Ketua YOAM Atika Rahmi, M.Psi, pembina, penasehat dan pengurus YOAM lainnya.
Dalam kesempatan itu, Pembina YOAM, Halimah Hutagalung menyebutkan, anak penderita kanker umumnya menghadapi tekanan psikologis, diantaranya akibat rentang waktu proses perawatan dan penyembuhan penyakit kanker membutuhkan waktu yang relatif lama.
“Sedikitnya bulanan. Bahkan sebagian sampai tahunan. Ini yang membuat psikologis anak menjadi terganggu, jenuh dan semangatnya kendur untuk menjalani perobatan di rumahsakit,” ujar Halimah.
Belum lagi akibat usia penderita relatif belia, membuat mereka butuh pendampingan psikologis dan perhatian khusus.
Rekreasi melihat koleksi Rahmat International Wildlife Museum and Gallery, merupakan salah satu cara mengurangi tingkat tekanan psikologis anak penderita kanker.
“Harapan kita, mereka bisa menghilangkan suasana rumah sakit, jarum suntik dan alat medis lain dari pikirannya walau itu sesaat. Biar mereka fresh. Tadi mereka sangat senang. Bisa lihat banyak jenis binatang. Seolah mereka tidak sedang berjuang melawan kanker,” sebut Halimah.
Ketua YOAM Atika Rahmi, M.Psi mengatakan, terhitung periode Januari 2018 – Februari 2019, YOAM melakukan pendampingan psikologis kepada 99 anak penderita kanker. Semua anak menjalani perawatan di RSUP H. Adam Malik Medan.
“Anak penderita kanker kami sebut dengan istilah pejuang kanker. Selain pendampingan psikologis, untuk memudahkan akses ke rumahsakit, YOAM menyiapkan rumah tinggal sementara secara gratis bagi pejuang kanker dan keluarganya dari luar kota di Rumah Singgah Bersama. Lokasinya di belakang RSUP Adam Malik Medan,” sebut Atika.
Selain anak penderita kanker, YOAM juga membawa 9 anak yang telah sembuh dari kanker berikut orangtuanya Mereka menjadi contoh bahwa kanker bisa sembuh. Begitu juga dengan para orangtua, dapat berbagi pengalaman bagaimana merawat dan memberi perhatian khusus kepada anak yang terserang kanker.
“Ini sejalan dengan program YOAM yaitu mengedukasi dan memberikan konseling bagi orangtua penderita kanker bagaimana menghadapi, merawat dan mendampingi anak penderita kanker,” ujar Atika.
Sementara Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Sumut, Evi Diana Sitorus berpesan, orangtua yang memiliki anak penderita kanker harus punya semangat kuat mendampingi anaknya.
“Kita sebagai orangtua memang pantas sedih. Tetapi kita harus semangat. Kanker bisa sembuh asalkan berobat secara teratur,” sebut Evi.
Evi juga mengimbau semua pihak untuk membantu meringankan beban keluarga penderita kanker sebagai salah bentuk kepedulian sosial terhadap sesama.
Dalam kegjatan tersebut, YOAM juga nenyerahkan tanda pengenal (ID Card) kepada relawan peduli kanker guna memudahkan akses masuk ke RSUP H. Adam Malik Medan dalam memberikan pendampingan bagi anak penderita kanker yang sedang menjalani perawatan intensif.