Minggu, 08 September 2024

Kontroversi Abu Janda, Politikus Golkar: Dia Mewakili Siapa, Nyantri Dimana?

Arie - Sabtu, 30 Januari 2021 09:26 WIB
Kontroversi Abu Janda, Politikus Golkar: Dia Mewakili Siapa, Nyantri Dimana?

digtara.com – Perhatian sebagian masyarakat dalam beberapa hari terakhir tertuju pada pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda, terutama karena sejumlah pernyataannya di media sosial menjadi kontroversi.

Baca Juga:

Salah satu kata Abu Janda yang jadi polemik dan berujung laporan ke polisi yaitu “evolusi” ketika mendebat mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Kendati Abu Janda telah menyangkal melakukan serangan rasisme kepada Natalius lewat istilah “evolusi,” sejumlah kalangan tetap mengecam pernyataan Abu Janda, di antaranya politikus Golkar Dedi Mulyadi.

Dedi menyebut Abu Janda sebagai, “problem minimnya gagasan kaum influencer. Banyak aksi kurang isi. Banyak aksi kurang referensi.”

Dedi mempertanyakan, misalnya kebiasaan Abu Janda memakai busana tradisional Jawa setiap membuat konten, sementara tindak tanduknya tak mencerminkan kebudayaan Jawa.

Baca: Abu Janda Dipanggil Polisi Terkait Kasus Perkataan Islam Arogan

“Saya malah bertanya, sebenarnya dia ini mewakili siapa. Kalau mewakili kaum tradisi, tradisi mana yang dia kembangkan. Kalau mewakili kaum nahdiyin dia nyantri dimana dan kitab apa yang dia sukai. Balau bicara tentang pluralisme, nasionalisme, maka dilarang untuk bersikap rasialisme,” ujarnya.

Indonesia, kata Dedi, memerlukan orang-orang yang memiliki karya nyata dan menjadi teladan. Dengan dua hal tersebut, masyarakat bisa membangun Indonesia yang majemuk secara baik.

Hanya Akan Melahirkan Konflik

Dedi mengingatkan tindakan yang membuka ruang perdebatan tanpa dasar hanya akan melahirkan konflik yang tak berkesudahan.

“Saatnya menata negeri ini dengan baik. Demokrasi harus diisi oleh orang-orang cerdas,” katanya.

Politikus Golkar mengemukakan demokrasi hanya akan diisi oleh orang-orang cerdas dan objektif, yang bicara tanpa membabi-buta kepada kelompok pemikiran yang berbeda.

“Kalau kaum pluralis membabi buta pada kelompok yang dianggap berbeda, apa bedanya dengan kaum fundamentalis?” kata Dedi.

Kerangka berpikir tentang kebangsaan hanya akan diisi jiwa kebangsaan, akan tetapi ketika berbicara tentang kebangsaan atau nasionalisme, kalau jiwanya hanya diisi jiwa kelompok atau isme, ia menilai itu tidak ada artinya, kata Dedi.

“Artinya bahwa kebangsaan atau nasionalisme hanya menjadi paham berdasrkan isme yang kita yakini. Maka dalam perjalanannya hanya saling mengalahkan. sehingga isme-isme itu hanya isu atau kemasan. Nasionalisme itu isi dari sistem kebangsaan kita, bukan hanya kemasan,” kata Dedi.

“Ternyata tidak bisa objektif, tetap berpihak. Di luar golongan kita, kita anggap salah. Fenomena Abu Janda itu salah satunya. Dia juga termasuk problem influencer yang minim gagasan tapi banyak aksi.”

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama digtara.com dengan suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggungjawab suara.com.

Kontroversi Abu Janda, Politikus Golkar: Dia Mewakili Siapa, Nyantri Dimana?

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru