Jelang Pelantikan Akhyar, Hanya Ada 2 Papan Bunga yang Hiasi Balaikota Medan
digtara.com – Jelang pelantikan Akhyar Nasution menjadi Walikota Medan defenitif siang nanti, Balaikota Medan belum dipenuhi papan bunga. Biasanya, dalam momentum seperti itu, papan bunga dan ucapan selamat dari rekan maupun kerabat akan memenuhi perkarangan balaikota hingga meluber ke jalanan.
Baca Juga:
Pantauan wartawan, hingga pukul 10.00, hanya ada 2 papan bunga ucapan selamat dari Ketua KNPD (Komite Nasional Pemuda Demokrat) Sumut, Suryani Paskah Naiborhu dan Ketua KNPD Medan Suwandi Purba.
Ketua KNPD Medan Suwandi Purba, saat dikonfirmasi digtara.com mengatakan papan bunga itu diberikan sebagai bentuk simpati kepada Akhyar Nasution. Diketahui, Akhyar merupakan Dewan Pembina KNPD Kota Medan.
Menurutnya, pelantikan Akhyar sebagai wali kota defenitif bisa dilakukan sejak lama. Apalagi, proses hukum Walikota Medan sebelumnya, Dzulmi Eldin dinyatakan inkrah pada Oktober 2020.
“Kalau kita ikuti alur dari mereka (pemangku kepentingan) yang dijadikan alasan itu Akhyar berada dalam masa cuti,” kata Suwandi, Kamis (11/2/2021).
Meskipun saat itu Akhyar sedang cuti kampanye, Suwandi mengatakan seharusnya proses pemberhentian dan pengangkatan Akhyar Nasution bisa tetap berjalan.
“Tapi harusnya perintah konstitusi dijalankan. Pemko Medan, Pemprov Sumut, DPRD Medan kan tidak cuti, harusnya proses itu tetap berjalan,” sebutnya.
Jika proses itu dijalankan, Suwandi mengatakan jika Akhyar bisa dilantik sehabis cuti kampanye.
“Saya menduga karena tidak punya kekuatan. Karena lain gaungnya jika dia jadi walikota defenitif dengan dia Plt,” ucapnya.
“Kita tak mau sebut UU tidak dijalankan, tapi dari kacamata awam saja bisa melihat, kenapa cuma 2 hari. Publik bisa melihat, jadi itu menimbulkan tafsir beragam di masyarakat,” lanjutnya.
Terkait proses pendefenetifan ini, Suwandi mengatakan jika Akhyar sudah ikhlas jikapun tidak dilantik.
“Kepada kami, Akhyar ikhlas saja, dilantik atau tidak dilantik. Bahkan di media dia bilang dia tidak ngurusin itu,” ujarnya.
Dengan pelantikan ini, kata Suwandi, ensiklopedia akan mencacatkan jika Medan pernah dipimpin walikota hanya beberapa hari. Peristiwa itu, kata dia akan menjadi preseden buruk di masa depan.
“100 tahun akan datang, akan terlihat di ensiklopedia, ada walikota Medan 6 hari. Tafsir mereka beda lagi, jadi kalau disebut preseden buruk bisa saja,” demikian Suwandi.