Terkait Bencana Longsor PLTA Batang Toru, Pimpinan DPRD Tapsel Diminta Bentuk Pansus
digtara.com – Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tapanuli Selatan, Andes Mar Siregar meminta Ketua DPRD Tapsel untuk melakukan pemanggilan (pansus) kepada eksekutif dan pihak manajemen PLTA PT North Sumatra Hydro Energy (NSHE) yang mengakibatkan 13 korban jiwa kemarin pada Kamis (29/4/2021) lalu. DPRD Tapsel Diminta Bentuk Pansus
Baca Juga:
Andes Mar Siregar yang juga putra daerah dan anggota DPRD Tapsel dari Dapil Batang Toru mengatakan, perlu untuk mendengarkan keterangan pihak eksekutif beserta perusahaan soal mitigasi bencana dan amdal perusahaan karena daerah tersebut rawan longsor dan harus dikaji ulang apakah jika proyek tersebut dilanjutkan akan terus menimbulkan korban jiwa.
“Kita minta pimpinan DPRD Tapsel untuk membentuk pansus terkait penyebab longsor apakah berkaitan dengan aktivitas perusahaan, agar meminimalisir kemungkinan longsor susulan” Kata Andes Mar.
Andes Mar lanjutkan, lokasi longsor terjadi di areak pembukaan jalan PLTA yang menimpa sebuah warung kopi dan menyebabkan 10 orang warga satu keluarga menjadi korban dan tiga orang merupakan pekerja perusahaan.
“Itukan pembangunan jalannya mengeruk tanah sehingga menimbulkan tebing di sebagian jalan yang cukup curam, ditambah lagi daerah rawan bencana seperti gempa. Itu harus kita kaji bagus-bagus kedepannya karena jalan tersebut dilintasi truck pengangkut material perusahaan dengan tonasi sangat berat kedepannya” ucap Andes Mar Siregar.
Baca: Petugas Gabungan Hentikan Pencarian Korban Longsor PLTA Batang Toru
Dirinya secara pribadi sebagai putra daerah yang dipilih dari Dapil terjadinya bencana longsor tersebut meminta pimpinan DPRD untuk membentuk pansus dengan melibatkan semua steke holder dan masyarakat sekitar PLTA.
“Sudah dua kali ini terjadi longsor yang menewaskan tidak sedikit korban jiwa, bukan main-main, maka saya harap pimpinan dan anggota DPRD Tapsel untuk sama-sama memperjuangkan daerah ini dengan membentuk pansus dan mendengar aspirasi semua pihak” tegas Andes Mar.
Sebelumnya, Petugas gabungan BPBD dan Tim Search And Rescue (SAR) akhirnya menghentikan pencarian korban longsor di PLTA Batang Toru Kecamatan Marancar Kabupaten Tapanuli Selatan setelah melakukan pencarian selama tujuh hari.
Longsor yang terjadi di lokasi proyek pembangunan PLTA Batang Toru, Kamis (29/4/2021) sekitar pukul 18.30 WIB yang menelan tiga belas korban jiwa dihentikan karena sudah melakukan misi selama tujuh hari.
Dalam pencariannya korban yang ditemukan sepuluh orang sudah teridentifikasi dan tiga lagi belum ditemukan hingga kini.
Terkait Bencana Longsor PLTA Batang Toru, Pimpinan DPRD Tapsel Diminta Bentuk Pansus