Lansia dan Bocah SD di Kupang Meninggal Dunia Terseret Arus Sungai
digtara.com – Seorang ibu rumah tangga (IRT) lanjut usia (lansia) dan seorang siswa sekolah dasar (SD) meninggal dunia terseret arus sungai Bifebanu di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang.
Baca Juga:
Jenazah kedua korban ditemukan pada waktu terpisah yakni Senin (11/4/2022) siang dan Selasa (12/4/2022) petang.
Jenazah kedua korban ditemukan di sungai Bifebanu di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang.
Baca: Dikeroyok Sejumlah Pria Mabuk, Warga Kupang Meninggal Dunia dan Satu Lainnya Luka-luka
Kedua korban yakni Naomi Nopu Bokuam (75) dan JWK (8), pelajar sekolah dasar.
Kedua korban merupakan warga Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang.
Awalnya pada Minggu (10/4/2022) siang sekitar pukul 13.00 wita, kedua korban pergi ke kebun dengan menyeberangi sungai Bifebanu.
Baca: Mahasiswa Undana Kupang Dibacok Pemuda Mabuk, Awalnya Sama-sama Minum Miras di Depan Kost
Pada pukul 18.00 wita, sekembali korban dari kebun, mereka hendak pulang ke rumah dan menyeberangi sungai Bifebanu.
Namun sampai di pertengahan sungai, terjadi banjir besar turunan dengan arus kencang langsung menyeret kedua korban hingga hilang.
Kecurigaan Tetangga
Senin (11/4/2022) pagi sekitar pukul 06.30 wita, Isak Loes (34), tetangga korban yang memiliki kebun bersebelahan dengan kebun korban Naomi mendatangi rumah korban Naomi.
Ia dan bertemu dengan anak korban Naomi, Yefta Nopu (31) dan menanyakan kepada Yefta soal keberadaan Naomi karena Naomi tidak ada di kebun sejak Minggu petang.
Yefta mengaku kemungkinan Naomi tidur di kebun karena belum pulang ke rumah.
Baca: Suami Tewas Dihajar Massa karena Mencuri di Takari-Kupang, Istri Laporkan Kasus Penganiayaan
Yefta pun pergi mengecek korban di kebun, namun kedua korban tidak ada lagi di kebun.
Yefta langsung menyampaikan kepada keluarga dan pemerintahan desa Saukibe beserta warga setempat sehingga melakukan upaya pencarian kedua korban.
Baca: Aturan Perjalanan Longgar, Penumpang di Bandara El Tari Kupang Meningkat
Pada saat itu pukul 12.15 wita, Joni Kuanine (35), sekretaris desa Saukibe bersama warga menemukan korban Naomi sudah dalam keadaan meninggal dunia di sungai Bifebanu.
Saat ditemukan, keluar darah di bagian mulut dan hidung, luka lecet pada paha sebelah kiri kanan, pipi kiri kanan dan pinggang belakang serta di kaki kiri, memar pada dahi dan luka memar pada punggung belakang.
Pada Selasa (12/4/2022) pagi, warga setempat melakukan pencarian korban kedua.
Pada petang hari barulah korban kedua ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam sungai Netlopen, Desa Soliu, kecamatan Amfoang Barat Laut Kabupaten Kupang.
Ada luka gores pada selangkangan kaki sebelah kiri bagian dalam dan luka robek pada lubang anus dan punggung belakang.
Keluarga Menolak Autopsi
Kapospol Amfoang Barat Laut Aiptu Hirenimus Neni, SH bersama anggota Pospol Amfoang Barat Laut Brigpol Elia Letde ke lokasi kejadian bersama tenaga medis Puskesmas Soliu, dr. Oktoviana Nenabu, Jumimi alAmanit, Amd.Keb dan Demsi Rondo, Amd.Keb serta Selis Naisunis, Amd.Keb.
Baca: Suami Tewas Dihajar Massa karena Mencuri di Takari-Kupang, Istri Laporkan Kasus Penganiayaan
Keluarga membuat penolakan otopsi diwakili oleh Aprianus Bokuam.
Mereka menerima kejadian sebagai musibah dan membuat surat penolakan otopsi.
Kedua jenazah tersebut langsung dimakamkan oleh keluarga bersama aparat pemerintah desa saukibe dan warga setempat.
Kapolres Kupang, AKBP FX Irwan Arianto, SIK MH yang dikonfirmasi Rabu (13/4/2022) membenarkan kejadian ini.
Polisi sudah memeriksa saksi-saksi. “Keluarga sudah membuat surat penolakan otopsi,” tandas Kapolres.
Lansia dan Bocah SD di Kupang Meninggal Dunia Terseret Arus Sungai