Dua Bulan Menganggur Akibat Relokasi Pedagang Malioboro, Pendorong Gerobak Terima Bantuan Sembako
digtara.com – Dua bulan menganggur, pendorong gerobak milik PKL di Jalan Malioboro Yogyakarta mendapat bantuan dari Kepolisian Daerah (Polda) DIY.
Baca Juga:
Bantuan yang diterima berupa sembako untuk meringankan beban para pendorong gerobak yang kehilangan mata pencariannya akibat kebijakan relokasi PKL di Malioboro.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Ipda Asmaun Khusna, S.H. selaku PS. Panit I Subdit II Ditintelkam Polda (Kepolisian Daerah) DIY.
Ipda Asmaun menatakan, untuk memudahkan pendistribusian, paket sembako dibagikan secara simbolis kepada masing-masing ketua yang berada di 4 titik yang tersebar di wilayah Yogyakarta.
Baca: Pulang dari Malaysia Tanpa Dokumen Resmi, 11 PMI dan 4 ABK Diamankan Polda Sumut
“Sebelum pendistribusian paket sembako, terlebih dahulu dilaksanakan pendataan terhadap para anggota PPGM yang masih aktif guna mendapatkan bantuan dari Polda DIY,” ujarnya.
Ipda Asmaun mengharapkan, dengan adanya bantuan tersebut anggota PPGM bisa turut serta menjaga situasi kamtibmas agar tetap kondusif.
“Dan, selanjutnya bisa ikut menyukseskan program-program pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemda agar aktivitas ekonomi bisa menggeliat dan berjalan kembali dengan normal,” ungkapnya.
Kuat Suparjono selaku Ketua Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro (PPGM) mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan.
“Mewakili teman-teman PPGM saya mengucapkan terima kasih sekali atas perhatiannya kepada kami. Kami tidak menyangka akan mendapatkan bantuan seperti ini. Tentu saja ini sangat membantu perekonomian kami semua,†kata Kuat Suparjono, di Sekretariat PPGM Tegal Sari Kuncen WB 1/301 RT38 RW08, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta, Kamis (14/4/2022).
Kuat meyakini pemberian bantuan ini merupakan salah satu wujud perhatian dari jajaran Polda DIY kepada para anggota PPGM yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi.
“Terlebih sudah dua bulan kami terkatung-katung terdampak aturan relokasi PKL Malioboro. Padahal rata-rata kami sudah menjalani profesi ini sebagai satu-satunya mata pencarian selama 25 sampai dengan 30 tahun dengan upah harian Rp10.000 untuk mendorong satu gerobak PP (pulang-pergi),” ucapnya.
Kuat menjelaskan, total ada 91 orang pendorong gerobak di Malioboro yang setiap harinya mendorong 1.724 gerobak milik PKL di sepanjang Jalan Malioboro yang terbentang dari Utara ke Selatan, di kedua sirip (sayap) Timur dan Barat Malioboro. Pasca relokasi PKL Malioboro, pendorong gerobak yang berjumlah 91 orang ini otomatis kehilangan pekerjaan.
Pasalnya, sejak revitalisasi Malioboro, lokasi berjualan para PKL dipindahkan ke Teras Malioboro 1 dan 2 (eks Gedung Dinas Pariwisata DIY dan Bioskop Indra).
Sehingga, wajar jika sudah tidak ada lagi pedagang yang membutuhkan jasa para pendorong gerobak.
Selanjutnya, dari jumlah 91orang itu, saat ini hanya tersisa 34 orang yang masih memilih untuk bertahan di Malioboro.
Sebagian besar lainnya memilih untuk pulang kampung dan bekerja serabutan sebagai buruh tani.
“Namun, Alhamdulillah per 1 April 2022 oleh Pemkot Yogyakarta kami sudah diberikan pekerjaan sebagai tenaga bantu dengan tugas menjaga ketertiban, kelancaran, dan kebersihan jalur pedestrian di kawasan Malioboro melalui UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (Malioboro),” terangnya.
Kuat mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan dari berbagai pihak seperti ini yang tentunya sangat membantu anggota PPGM untuk bisa segera bangkit kembali dalam mencari nafkah untuk menghidupi dan menyejahterakan keluarga.
Kuat menegaskan, PPGM juga berkomitmen untuk menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan nyaman di kawasan Malioboro.
“Sehingga jalur pedestrian di kawasan Malioboro kondusif bagi keberlangsungan aktivitas para pelaku ekonomi dan wisatawan yang datang supaya bisa menggerakkan kembali roda perekonomian,” jelasnya.
Dua Bulan Menganggur Akibat Relokasi Pedagang Malioboro, Pendorong Gerobak Terima Bantuan Sembako